Ibarat menanam, GLS usianya masih baru. Perlu dipupuk, dipelihara, dilindungi dari “hama-hama” agar dapat tumbuh dengan baik hingga dapat menghasilkan buah atau bunga yang indah. GLS dipelihara dengan semangat, kerja keras, dan komitmen yang tinggi dari semua pelakunya. “Hama-hama” GLS antara lain; rasa malas, kebosanan, sikap abai, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, dan sebagainya. Ketika “hama-hama” tersebut tidak dapat dibasmi, maka tidak mustahil GLS akan mengalami stagnasi atau bahkan mati suri.
Ketika GLS yang bertujuan mulia yaitu membangun minat baca yang diharapkan pada meningkatnya budaya menulis mengalami stagnasi, ibarat penyakit, bagi Saya ini adalah endemik yang berbahaya terhadap kelangsungannya. Oleh karena itu, harus segera diobati sebelum “virusnya” makin menyebar. Jangan sampai stagnasi literasi menjadi “musibah akademik” di negara kita yang masih berjuang membangun bangsa yang literat.
Berkaca kepada program-program yang bersifat “proyek”, kegiatan dapat berjalan dengan baik ketika proyeknya masih berjalan, tetapi ketika “proyek” itu telah selesai, maka jalannya kegiatan terseok-seok, terbengkalai, bahkan terhenti. Hal ini pun dapat terjadi ketika GLS dilakukan melalui pendekatan “proyek”, ramai diawal, tapi sepi diakhir “proyek.” Itulah yang menjadi kekhawatiran Saya secara pribadi, dan semoga itu tidak terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H