![Santri perempuan sedang membersihkan lingkungan pesantren. (Foto : Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/28/yaspida10-58d9d904ba9373793c587ba0.jpg?t=o&v=555)
![Santri laki-laki sedang membersihkan selokan pondok. (Foto : Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/28/yaspida9-58d9d93b5f23bdb93ef4e64b.jpg?t=o&v=555)
Menitipkan anak ke pesantren memang disamping sang anak yang harus punya minat, juga diperlukan niat yang bulat serta keihlasan dari orang tua, karena kalau tidak demikian, orang tua tidak akan nyaman, khawatir dengan kondisi anak di pesantren. Mental sang anak pun kalau tidak sepenuh hati, akan cengeng, merasa dibuang oleh orang tua dan berdampak terhadap kegiatan belajarnya di pesantren.
![Santri laki-laki sedang mencuci pakaian. Wujud kemandirian. (Foto : Dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/28/yaspida8-58d9d97c187b615434416b6e.jpg?t=o&v=555)
Menurut Saya, lokasi ini memang sangat cocok untuk dijadikan tempat pendidikan, karena tenang, jauh dari hiruk pikuk dan keramaian yang menyita perhatian siswa atau santri. Suara air yang mengalir, suara burung yang bersahutan, ikan-ikan yang bergerak di kolam, pepohonan yang rindang dan sejuk, dan lingkungan yang bersih membuat Saya tidak hanya merasa di lingkungan pesantren, tetapi di villa atau resort.
Sungguh pagi itu Saya mendapatkan pelajaran kehidupan dari hanya sekedar jalan-jalan yang di lingkungan Perguruan Yaspida yang menyelenggarakan pendidikan mulai jenjang SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, sampai Perguruan Tinggi dengan berdasarkan pendidikan kepesantrenan salafi dan tahfidz quran tersebut.
 Penulis, Widyaswara LPMP Jawa Barat, Ketua Komuitas Pegiat Literasi Jabar (KPLJ).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI