Santri perempuan sedang membersihkan lingkungan pesantren. (Foto : Dok. Pribadi)
Perhatian Saya pun tertuju ke pondok santri laki-laki yang seusia SMP/MTs yang tempatnya agak jauh dari penginapan. Tampak mereka sedang sibuk membersihkan halaman pondok dan ada yang sedang mencuci di pinggir kolam. Pakaian yang sedang dijemur pun terhampar di depan pondok. Saya bertanya kepada beberapa santri yang kebetulan berpapasan, hanya sekedar untuk mendapatkan informasi singkat dari mereka.
Santri laki-laki sedang membersihkan selokan pondok. (Foto : Dok. Pribadi)
Dari aktivitas santri putera dan puteri, Saya melihat adanya kemandirian mereka dan kebulatan tekad untuk mencari ilmu. Bahkan ada yang santri yang baru kelas II SD. Dia sejak kecil sudah dijauhkan oleh orang tuanya. Ingatan Saya tertuju kepada anak kedua Saya yang juga kelas II SD dimana Saya belum sampai hati menitipkan anak seusianya ke pesantren atau sekolah berasrama.
Menitipkan anak ke pesantren memang disamping sang anak yang harus punya minat, juga diperlukan niat yang bulat serta keihlasan dari orang tua, karena kalau tidak demikian, orang tua tidak akan nyaman, khawatir dengan kondisi anak di pesantren. Mental sang anak pun kalau tidak sepenuh hati, akan cengeng, merasa dibuang oleh orang tua dan berdampak terhadap kegiatan belajarnya di pesantren.
Santri laki-laki sedang mencuci pakaian. Wujud kemandirian. (Foto : Dok. Pribadi)
Sikap ramah dari Kepala Sekolah dan beberapa orang guru yang Saya temui membuat suasana menjadi nyaman. Lingkungan pesantren pun Saya lihat cukup aman. Mulai dari pintu gerbang masuk sampai dengan pondok, ada beberapa pos dijaga oleh pihak keamanan dalam. Tujuannya untuk menjaga keamanan komplek pesantren yang luas tersebut.
Menurut Saya, lokasi ini memang sangat cocok untuk dijadikan tempat pendidikan, karena tenang, jauh dari hiruk pikuk dan keramaian yang menyita perhatian siswa atau santri. Suara air yang mengalir, suara burung yang bersahutan, ikan-ikan yang bergerak di kolam, pepohonan yang rindang dan sejuk, dan lingkungan yang bersih membuat Saya tidak hanya merasa di lingkungan pesantren, tetapi di villa atau resort.
Sungguh pagi itu Saya mendapatkan pelajaran kehidupan dari hanya sekedar jalan-jalan yang di lingkungan Perguruan Yaspida yang menyelenggarakan pendidikan mulai jenjang SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, sampai Perguruan Tinggi dengan berdasarkan pendidikan kepesantrenan salafi dan tahfidz quran tersebut.
 Penulis, Widyaswara LPMP Jawa Barat, Ketua Komuitas Pegiat Literasi Jabar (KPLJ).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya