MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANALITIS SISWA
MELALUI KEGIATAN SCIENCE CLUB
Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara LPMP Jabar, Ketua Komunitas Pegiat Literasi Jabar/ KPLJ)
Ada pemandangan yang menarik pada saat dilaksanakan seleksi calon siswa siswa SMP IT Yaspida di Pasir Seah Kabupaten Sukabumi tanggal 26 Maret 2017. Setelah para calon siswa disuguhi atraksi ekstrakurikuler marching band dan Paskibra yang memukau, lalu ditampilkan hasil karya dari ekstrakurikuler science club.
Sejumlah stand atau meja disiapkan di luar dan di dalam ruang kelas. Meja-meja tersebut ditunggu oleh panitia atau anggota science club.Melalui pengeras suara, panitia menyampaikan bahwa sambil menunggu anaknya mengikuti seleksi, orang tua dapat melihat-lihat pameran dan bazaar yang ada di dekat tempat seleksi.
Saya pun tertarik untuk melihat-lihatnya. Saya menyusuri stand yang berada di luar sampai dengan yang berada di dalam ruangan. Di atas meja, disimpan berbagai hasil karya dari para anggota science club.Perhatian pertama saya tertuju kepada mikroskop yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil. Saya melihat beberapa orang tua yang mencoba mikroskop. Selain itu, ada juga orang tua yang bertanya kepada penjaga stand.
Tercatat ada 13 stand yang saya datangi. Mulai dari tempat mikroskop, tempat pengawetan hewan, tempat hidroponik, proses pembuktian fotosintesis, menanam kaktus pada media tertentu, alat penghantar listrik, alat penyuling air, prototype pompa air, alat untuk melihat bintang, media pembuktian tanah longsor, sistem respirasi hewan, dan uji kandungan karbohidrat, serta foto-foto tumbuhan dan hewan.
Pada setiap stand Saya menyampaikan cukup banyak pertanyaan. Hal ini dilandasi oleh rasa ingin tahu Saya. Disamping menjawab pertanyaan secara lisan, mereka pun bersedia untuk mempraktekkan proses percobaan untuk membuktikan jawaban-jawaban yang Saya sampaikan.
Dibalik segala keterbatasan jawaban yang diberikan penjaga stand yang notabene baru kelas VII, Saya kagum sekaligus salut terhadap setiap jawaban mereka. Walau ada kurang lengkap. Wajar saja, karena mereka sedang belajar. Saya melihat bahwa kegiatan science club telah membentuk mereka menjadi sosok yang memiliki pemikiran kritis dan analitis. Rasa ingin tahu yang tinggi dijawab melalui penelitian sederhana yang dilakukannya. Mereka menyusun rencana, mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis, hingga menyimpulkan.
Kreatif dan inovatif. Dua hal inilah yang sejatinya perlu dilakukan oleh guru. Bu Desi Mulyanti, guru pembina kegiatan ekstrarukuler yang juga berada di ruangan pameran, menyampaikan kepada Saya bahwa para siswa cukup banyak yang senang bergabung dengan science club. Walau masih terdapat kekurangan dan keterbasan, tetapi tidak menghalanginya untuk terus berjuang agar science clubdapat semakin eksis dan berkembang di SMP IT Yaspida.
Selain kemampuan merancang dan melakukan percobaan, kemampuan yang perlu diasah dalam science club adalah kemampuan untuk menulis laporannya sehingga mereka mampu menyajikan laporan dengan baik. Siapa tahu, anggota science clubmampu menemukan temuan-temuan sederhana yang mungkin dapat menjadi cikal bakal menjadi peneliti di masa depan. Maju terus science clubSMP IT Yaspida.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H