Kita patut memberikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo yang telah berkenan untuk hadir pada acara tersebut walau sebelumnya ajudannya mengingatkan untuk tidak menghadiri acara tersebut dengan pertimbangan keamanan. Umat pun menyambut menyambut dengan gegap gempita kehadiran Presiden Jokowi yang pada aksi 411 tidak hadir dengan alasan faktor keamanan.
Ulama, umara, dan umat, berkumpul dalam satu tempat. Sama-sama berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara. Harmoni begitu terasa. Ketika pihak tersebut memang harus bersatu dan bersinergi dalam membangun bangsa, dan merapatkan barisan melawan setiap bahaya terhadap keutuhan NKRI.
Ketiga, semangat bela agama dan nasionalisme.
Setiap penganut agama dituntut untuk mencintai agamanya. Kalangan ulama berpendapat bahwa cinta tanah air adalah sebagian daripada iman. Oleh karena itu, Aksi Super Damai 212 adalah bentuk bela agama dan bela negara. Para peserta aksi tersebut menyeru dan menuntut agar Ahok sang penista agama segera ditahan dan segera diadili. Selain itu menyerukan pentingnya menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan NKRI.
Keempat, semangat gotong royong.
Pada Aksi Super Damai 212, dapat kita lihat gotong royong yang sangat luar biasa. Ada yang menyiapkan tempat, menjaga keamanan, menyiapkan makanan dan minuman, menyiapkan toilet, dan membersihkan sampah. Semua bergerak, saling berkontribusi, dan saling melengkapi. Alangkah indahnya jika semangat tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebatas pada aksi tersebut. Bukankah gotong royong adalah nilai budaya asli bangsa Indonesia?
Kelima, solidaritas.
Bantuan yang mengalir pada aksi tersebut merupakan sebuah bukti nyata solidaritas yang ditunjukkan oleh umat Islam. Semua orang, kaya, dan miskin ingin menyumbang.Â
Bahkan seorang pedagang kecil pun menggratiskan dagangannya untuk peserta aksi sebagai bentuk cinta terhadap agamanya. Ikhlas beramal. Hanya satu yang diharapkannya, yaitu ridho Allah. Pada kesempatan itu juga mendoakan keselamatan bagi para mujahid di Palestina, Irak, Suriah, Afghanistan, Philipina Selatan, Thailand Selatan, dan etnis Rohingnya yang saat ini ditindas rezim Myanmar.
Masyarakat yang dilalui oleh long marchsantri dari Ciamis begitu antusias membantu dengan penuh haru. Apa yang dilakukannya mungkin tidak sebanding dengan pengorbanan para santri, tapi mereka setidaknya telah berbuat untuk perjuangan membela agama. Doa-doa pun dipanjatkan untuk keselamatan dan kelancaran acara tersebut.
Keenam, pesan santun dan tertib.