Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

Pesan Aksi 212 terhadap Dunia

3 Desember 2016   13:55 Diperbarui: 2 Desember 2018   00:35 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG

Komaruddin Hidayat, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah mengatakan bahwa di dunia ini, baru ada tiga perkumpulan yang melibatkan jutaan manusia. Pertama, pada musim haji, kedua, di tahrir square, pada saat Revolusi Mesir yang menuntut lengsernya Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun, dan ketiga, aksi bela Islam Super Damai III, 2 Desember 2016. Aksi tersebut akan tercatat dalam memori dan sejarah umat Islam di Indonesia.

Aksi tersebut bukan hanya mendapat sorotan media, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dari aksi tersebut, Saya melihat ada beberapa pesan yang dapat diambil oleh bangsa Indonesia, bahkan oleh warga dunia, sebagai berikut.

Pertama, kepemipinan yang efektif.

Aksi bela Islam III digalang oleh ulama dan tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) yang diprkarsai oleh Habib Rizieq Shihab, Ust. Bactiar Nashir, KH Abdullah Gymnastiar, dan Ust. Arifin Ilham.

Secara logika, mengendalikan massa yang jumlahnya jutaan bukan hal mudah. Ada resiko massa yang tidak tertib, disusupi provokator yang akan membuat suasana menjadi chaos, apalagi aksi ini diwarnai rumor makar terhadap pemerintah. 

Oleh karena itu, aparat TNI dan Polri jauh-jauh hari sudah melaksanakan konsolidasi dan koordinasi untuk mengantisipasi munculnya hal-hal yang tidak diharapkan terjadi pada aksi tersebut. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga telah menemui dengan tokoh-tokoh GNPF-MUI yang difasilitasi Ketua MUI KH Ma’rif Amin.

Dengan tidak bermaksud mengecilkan peran aparat TNI dan Polri dalam menjalankan aksi, Saya melihat bahwa kepemimpinan ulama sangat kuat dalam memimpin aksi. Habib Rizieq dan tokoh-tokoh lainnya disamping melakukan orasi membakar semangat jihad jamaah, juga tidak bosan-bosan mengingatkan agar jamaah Senjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan. Sangat luar biasa. Aksi yang berlangsung dari pukul 08.00 s.d. 13.00 berjalan sangat tertib.

Mengapa jamaah sangat taat kepada para ulama? Karena mereka memiliki integritas dan mampu menjadi teladan. Mereka tersebut disamping menjadi idola umat, juga memiliki wibawa. 

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh tidak selalu identik dengan kekuasaan, tetapi bisa disebarkan dengan hikmah dan keteladanan. Pasca Aksi, Aa Gym ikut berbaur membantu membersihkan sampah. Tidak ada ekslusifisme yang ditampakkan olehnya.

Kedua, persatuan ulama, umara, dan umat.

Aksi Super Damai 212 juga menjadi momentum bersatunya ulama, umara (pemerintah), dan umat. Para ulama silih berganti memimpin doa dan berosasi. Kapolri Jenderal Tito Karnavian berpidato menyampaikan perkembangan kasus Ahok yang merupakan pemicu aksi ini, dan tanpa diduga, Presiden Joko Widodo, hadir dan berpidato.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun