Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengenal Bale Panyawangan Diorama, Wisata Sejarah dan Edukasi di Purwakarta

4 Agustus 2016   22:50 Diperbarui: 4 April 2017   17:44 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto dengan latar belakang wayang golek. (Foto : Dokpri).

Berfoto secara
Berfoto secara
Difoto Memakai Baju Kampret dan Kebaya

Selain difoto secara virtual, pengunjug pun bisa difoto dengan menggunakan baju khas Purwakarta, yaitu pangsi dan kebaya. Saya pun mencobanya. Saya tinggal berdiri dengan di depan layar yang terdapat gambar baju pangsi yang bergerak-gerak mengikuti dan menutupi badan, terus bergaya sesuai dengan keinginan, dan crekk,Saya pun difoto dengan menggunakan baju kampret

Berfoto dengan
Berfoto dengan
Mini Teater

Ruangan yang terakhir Saya kunjungi adalah mini teater. Kapasitas ruangannya dua puluh orang. Jadi kalau pengunjung lebih dari 20 orang, maka  harus bergiliran masuk. Di mini teater tersebut pengunjung bisa menonton film dokumenter tentang Purwakarta yang diputar kurang lebih selama 15 menit.

Duduk di kursi Mini Teater. (Foto : Dokpri).
Duduk di kursi Mini Teater. (Foto : Dokpri).
Selesai berkunjung ke mini teater, maka selesai pula tour Saya di Bale Panyawangan. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan selama kurang lebih dua jam Saya berkunjung ke tempat tersebut. Kalau mau secara detil melihat diorama atau membaca seluruh buku atau arsip yang disimpan pada gedung tersebut, waktu sehari tidak cukup. Butuh waktu berhari-hari.

Kepada guideyang menemani, Saya berkali-kali menyampaikan kekaguman terhadap tempat ini. Ketika unsur sejarah, seni, budaya, dan teknologi dipadukan secara apik dan artistik, maka menghasilkan sebuah karya yang sangat luar biasa. Saya pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada guide yang beberapa petugas lainnya yang telah melayani dengan ramah dan sangat baik.

Saya berpikir bahwa tempat ini bisa menjadi referensi bagi daerah lain untuk membuat tempat serupa. Disamping sebagai tempat penyimpanan arsip, juga sebagai tempat wisata dan perlindungan heritage sebuah daerah. Dan bersyukur Kabupaten Purwakarta memiliki Kepala Daerah yang peduli akan hal tersebut.

Bale Panyawangan Diorama Purwakarta disamping tempat menyimpan arsip, juga banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun luar daerah. Mereka adalah para pelajar, mahasiswa, sejarawan, peneliti, atau pihak lain yang tertarik dengan sejarah Purwakarta.

Pendidikan Karakter

Soekarno sang proklamator RI berpesan jangan sesekali melupakan sejarah, dan hal ini telah dilaksanakan oleh Kang Dedi dengan membangun Bale Panyawangan Diorama  Purwakarta adalah dalam rangka untuk tidak melupakan sejarah sekaligus mewariskan sejarah kepada generasi muda di Purwakarta.

Tidak melupakan sejarah merupakan karakter yang perlu dimiliki oleh setiap warga negara. Mengingat sejarah perjuangan dapat membangun semangat kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme. Warga negara yang baik juga adalah warga negara yang tidak melupakan jasa-jasa pahlawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun