Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengenal Bale Panyawangan Diorama, Wisata Sejarah dan Edukasi di Purwakarta

4 Agustus 2016   22:50 Diperbarui: 4 April 2017   17:44 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ukiran logam daftar nama bupati Purwakarta. (Foto : Dokpri).

Saya terkagum-kagum ketika membuka buku sejarah kerajaan-kerajaan Sunda yang ditulis oleh sejarawan dari Unpad Prof. Nina Lubis. Buku tersebut berukuran cukup besar. Ketika Saya membuka buku tersebut, Saya terkejut. Disamping terdapat tulisan, ternyata juga “bisa bicara” dan bisa menampilkan gambar-gambar sesuai dengan deskripsi yang disampaikan. 

Ada suara yang seolah membaca naskah pada tiap lembar buku yang dibuka. Ketika buku tersebut ditutup, maka suara dan gambar-gambar tersebut otomatis berhenti atau hilang. Luar biasa. Seumur-umur baru Saya menemukan buku yang “bisa bicara” di Bale Panyawangan ini.

Buku yang bisa
Buku yang bisa
Dan kekaguman Saya pun berlanjut ketika Saya melihat ada layar-layar sentuh yang menampilkan buku-buku, foto-foto, atau slide tentang Purwakarta yang disajikan secara digital. Kita tinggal sentuh dengan jari buku mana yang mau dibuka, dan lembar demi lembar buku pun bisa dibaca.

Buku dan slide digital tentang sejarah Purwakarta. (Foto ; Dokpri).
Buku dan slide digital tentang sejarah Purwakarta. (Foto ; Dokpri).
Di ruang berikutnya Saya melihat diorama proklamasi kemerdekaan RI dan pasca kemerdekaan. Pada dinding tersebut terdapat diorama bendera merah putih, burung garuda, proklamator kemerdekaan RI Soekarno-Hatta, naskah proklamasi, bu Fatmawati yang menjahit bendera merah putih, video sketsa proses kemerdekaan RI, dan foto masa perjuangan pasca kemerdekaan, masa RIS, masa demokrasi liberal, dan demokrasi terpimpin. Lagu kebangsaan Indonesia versi asli yang berkumandang membuat Saya terbawa suasana pada saat proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.

Penulis berfoto diantara foto tokoh proklamasi kemerdekaan RI Soekarno-Hatta. (Foto
Penulis berfoto diantara foto tokoh proklamasi kemerdekaan RI Soekarno-Hatta. (Foto
Sepeda Ontel Ajaib

Masuk ke ruangan berikutnya, ada “sepeda ontel ajaib” yang bisa dikendarai oleh pengunjungi. Mengapa Saya menyebutnya “sepeda ontel ajaib?” karena ketika kita mengayuhnya, kita seolah-olah jalan-jalan menyusuri kota Purwakarta dengan mengendarai sepeda. Rute yang dilalui terlihat pada layar di depan pengendara. Sepeda harus terus dikayuh supaya kita bergerak dan maju. Kalau sepeda berhenti, maka pada layar ada perungatan bahwa sepeda harus terus digowes. Pokoknya menyenangkan jalan-jalan virtual menyusuri kota Purwakarta dengan mengendarai “sepeda ontel ajaib.”

Jalan-jalan
Jalan-jalan
Juke Box

Masuk ke ruangan berikutnya, terdapat koleksi berbagai jenis wayang golek, foto-foto kegiatan Kang Dedi selama memimpin Purwakarta. Di ruangan ini lagi-lagi Saya terkagum-kagum. Ada sebuah Juke Box yang berisi lagu-lagu ciptaan Kang Dedi, lagu-lagu daerah, dan lagu-lagu nusantara. Kita tinggal menggerakkan tangan dan jari untuk memilih lagu yang diinginkan, dan video lagu pun berputar secara otomatis.

Juke Box lagu-lagu ciptaan Kang Dedi Mulyadi, Lagu Daerah, dan Lagu Nusantara. (Foto : Dokpri).
Juke Box lagu-lagu ciptaan Kang Dedi Mulyadi, Lagu Daerah, dan Lagu Nusantara. (Foto : Dokpri).
Berfoto dengan latar belakang wayang golek. (Foto : Dokpri).
Berfoto dengan latar belakang wayang golek. (Foto : Dokpri).
Foto Virtual Bersama Kang Dedi

Kang Dedi adalah sosok pemimpin yang nyelenehdan fenomenal. Oleh karena itu, Beliau sangat terkenal. Banyak orang yang ingin  berfoto bersamanya, sementara tidak semua orang memiliki kesempatan. Di Bale Panyawangan, pengunjung bisa berfoto secara virtual dengan Kang Dedi. Saya dibantu oleh sang guide untuk berfoto bersama Kang Dedi. 

Saya berdiri di depan layar, lalu tiba-tiba “Kang Dedi” datang di depan Saya dan creklangsung difoto. Hasilnya pun dapat dicetak sebagai kenang-kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun