Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajar Menggunakan Sepeda Motor ke Sekolah, Siapa Salah?

2 Agustus 2016   07:04 Diperbarui: 2 Agustus 2016   07:40 3512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua yang berlatar belakang pembalap atau penggemar otomotif, biasanya memperkenalkan sepeda motor kepada anaknya sejak dini. Anak-anaknya difasilitasi, dilatih, dan ikut-ikut lomba. Hal itu merupakan hal yang baik, karena semua dalam pengawasan dan tanggung jawab orang tua. Menyalurkan bakat anak, dan mengarahkannya supaya berprestasi, bukan hanya sekedar kebut-kebutan di jalan raya.

Ketika pelajar yang belum berusia 17 tahun diberikan sepeda motor oleh orang orang tuanya, maka pihak yang paling bersalah sebenarnya adalah orang tuanya. Oleh karena itu, perlu sosialisasi dan edukasi kepada orang tua pelajar untuk tidak mengizinkan anaknya pergi ke sekolah mengendarai sepeda motor. Hal ini demi keamanan dan keselamatan anak-anaknya. Orang tua sebaiknya mengantarkan anaknya ke sekolah atau menggunakan angkutan umum.

Pihak-pihak terkait seperti aparat kepolisian dan dinas pendidikan pun diharapkan terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, dan menyebarkan informasi menggunakan berbagai media untuk memberikan pengetahuan ketaatan dan keselamatan berlalu lintas bagi pelajar. Walau demikian, berbagai sosialisasi dan edukasi tersebut, perlu juga disertai dengan kesadaran warga masyarakat untuk taat dan tertib berlalu lintas, apalagi akan labih baik jika mau menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun