Orang tua yang berlatar belakang pembalap atau penggemar otomotif, biasanya memperkenalkan sepeda motor kepada anaknya sejak dini. Anak-anaknya difasilitasi, dilatih, dan ikut-ikut lomba. Hal itu merupakan hal yang baik, karena semua dalam pengawasan dan tanggung jawab orang tua. Menyalurkan bakat anak, dan mengarahkannya supaya berprestasi, bukan hanya sekedar kebut-kebutan di jalan raya.
Ketika pelajar yang belum berusia 17 tahun diberikan sepeda motor oleh orang orang tuanya, maka pihak yang paling bersalah sebenarnya adalah orang tuanya. Oleh karena itu, perlu sosialisasi dan edukasi kepada orang tua pelajar untuk tidak mengizinkan anaknya pergi ke sekolah mengendarai sepeda motor. Hal ini demi keamanan dan keselamatan anak-anaknya. Orang tua sebaiknya mengantarkan anaknya ke sekolah atau menggunakan angkutan umum.
Pihak-pihak terkait seperti aparat kepolisian dan dinas pendidikan pun diharapkan terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, dan menyebarkan informasi menggunakan berbagai media untuk memberikan pengetahuan ketaatan dan keselamatan berlalu lintas bagi pelajar. Walau demikian, berbagai sosialisasi dan edukasi tersebut, perlu juga disertai dengan kesadaran warga masyarakat untuk taat dan tertib berlalu lintas, apalagi akan labih baik jika mau menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.
Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H