Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etika Berbeda Pendapat di Media Sosial

8 Juli 2016   22:40 Diperbarui: 8 Juli 2016   23:36 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Debat (Ilustrasi : tukang teori.com)"][/caption]

"...tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (Qs. Al Israa`: 85)

Media sosial (medsos) menjadi trend sejak beberapa tahun yang lalu. Setelah Facebook, muncullah jenis-jenis medsos yang lain seperti Twitter, Instagram, Path, Line, dan sebagainya. Sebelumnya, sudah ada WhatsApp dan BBM. Intinya, medsos semakin semarak.

Indonesia termasuk negara pengguna medsos paling tinggi di dunia. Dalam catatan The Wall Street Journal, jumlah pengguna Facebook di Indonesia sampai dengan bulan Juni 2014 sudah mencapai angka 69 juta anggota. Sementara itu, jumlah pengguna Twitter di Indonesia seperti diungkapkan oleh CEO Dick Costolo sudah genap 50 juta anggota. (cnn Indonesia, 27/03/2015).

Medsos digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari sarana menyebarkan informasi, komunikasi, silaturahmi, diskusi, berdagang, dan sebagainya. Selain digunakan untuk hal yang positif, medsos juga kadang digunakan untuk hal yang negatif atau tindakan kriminalitas. Oleh karena itu, penggunaan medsos harus hati-hati terhadap penipuan, disertai dengan tanggung jawab agar tidak terjerat melakukan hal-hal negatif, apalagi setiap penyalahgunaan penggunaan medsos atau internet dapat diproses secara hukum.

Salah satu aktivitas yang dilakukan di medsos adalah berdiskusi. Banyak sekali grup-grup diskusi. Satu orang dapat tergabung pada lebih dari dari satu grup diskusi pada lebih dari satu jenis medsos. Grup-grup tersebut ada yang dibentuk berdasarkan latar belakang profesi, hobi, asal daerah, asal lembaga pendidikan tempat belajar, keluarga, atau grup-grup dadakan tergantung kepentingannya.

Dengan bergabung di grup-grup diskusi medsos, sebenarnya banyak manfaatnya, seperti menambah kawan, meningkatkan pengetahuan, dan dapat menambah jaringan, tapi ada juga dampak buruknya, antara lain, HP menjadi "gaduh" karena begitu banyaknya notifikasi yang masuk, mengganggu konsentrasi ketika bekerja, mengurangi produktivitas kerja, dan menyita banyak waktu. Kadang seseorang bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk chatting di medsos.

Walau pun tergabung dalam beberapa grup medsos, biasanya tidak semuanya diikuti secara aktif, kadang hanya jadi peserta pasif atau silent reader, kadang notifikasinya dimatikan supaya tidak mengganggu, dan kadang memilih keluar dari grup karena menganggu, kurang memberikan manfaat, atau grup tersebut sudah kurang kondusif.

Sebuah grup diskusi biasanya dikelola oleh seorang admin. Dialah pihak yang dapat memasukkan dan atau mengeluarkan anggota, atau memberikan beragam informasi pada grup tersebut, sedangkan para anggota hanya sebatas dapat memposting informasi saja.

Admin juga bertugas untuk mengatur lalu lintas diskusi pada grup. Ada admin yang memang bertugas dengan baik, tapi ada juga yang kurang berfungsi dengan baik, membiarkan sebuah diskusi berlarut-larut bahkan hingga memanas.

Dalam sebuah diskusi kadang ada anggota grup yang dominan menyampaikan informasi atau berpendapat. Topik-topik tertentu yang dianggap menarik, mengundang banyak peserta untuk berpartisipasi. Kadang diskusi berjalan alot, perdebatan terjadi dengan panas, masing-masing pihak tidak mau mengalah, mempertahankan pendapatnya. Dan suasana pun semakin kurang kondusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun