Setiap pemimpin memang memiliki gaya kepemimpinan masing-masing. Walau demikian, tetap harus dekat dengan rakyat, membumi, membangun komunikasi yang efektif dengan rakyat, dan mau mendengar setiap aspirasi rakyatnya. Dengan begitu, dia akan menjadi panutan dan akan dicintai rakyatnya.
Seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya, ketika dia datang disambut gembira, dan ditangisi ketika masa baktinya berakhir. Dan sebaliknya, pemimpin yang tidak dicintai rakyatnya ditolak dan dikeluhkan ketika masih memimpin, serta disambut suka cita ketika tugasnya berakhir. Bahkan, rakyat yang sudah tidak mau lagi dipimpin oleh pemimpin yang otoriter akan melakukan gerakan untuk memberhentikannya di tengah masa kepemimpinannya.
Menurut Saya, seorang pemimpin bukan hanya menyelenggarakan open house bertepatan dengan idul fitri saja, tetapi harus melakukannya setiap saat karena rakyat butuh pemimpin bukan hanya waktu tertentu saja, tapi setiap saat. Open househarus menjadi acara yang lebih substantif daripada acara ceremonial semata.
Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H