Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengembalikan Akal Sehat ke Sekolah

25 Juni 2016   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2016   11:30 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Anies Baswedan menjabat Mendikbud, berbagai regulasi dikeluarkan untuk menciptakan sekolah sebagai taman belajar bagi peserta didik, antara lain ada program sekolah aman, gerakan penumbuhan budi pekerti, dan larangan tindakan kekerasan atau perpeloncoan pada saat MOPDB. 

Dengan kata lain, jangan sampai sekolah menjadi horor bagi peserta didik baru. Bagaimana sekolah bisa menjadi taman belajar kalau para peserta didik belajar dalam tekanan psikologis?

Para pemangku kepentingan di sekolah seperti Kepala Sekolah dan guru harus memiliki komitmen untuk mendukung dan melaksanakannya. Selain itu, dukungan ekosistem pendidikan seperti orang tua siswa, komite sekolah, dunia usaha, dan masyarakat secara umum sangat diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah sehingga tercipta sinergi dan kerjasama dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, berbudi pekerti luhur, dan berakal sehat.

Penulis, Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun