Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Shalat Tarawih Satu Juz Satu Malam di Mesjid Lembah Sarimas

9 Juni 2016   10:49 Diperbarui: 9 Juni 2016   13:21 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama pelaksanaan shalat tarawih, Saya mencatat terjadi pergantian imam sebanyak tiga kali, yaitu imam rakaat 1-12, lalu rakaat 13-20, dan shalat witir sebanyak tiga rakaat. Jadi total ada tiga imam pada shalat tarawih tersebut. Hal ini mungkin agar imam tidak capek memimpin shalat dengan durasi kurang lebih selama dua jam tersebut.

Saya mencatat shalat tarawih dimulai pukul 19.15-an dan berakhir pukul 21.15. Walau cukup lama, tetapi kalau benar-benar dilandasi niat lillaahi ta’ala,maka tidak akan terasa capek dan kesel. Enjoysaja. Dengan kata lain, tingkat keimanan menentukan derajat keikhlasan seseorang dalam menjalankan ibadah.

Jika kita membaca sejarah Islam, pada saat bulan Rasulullah SAW dan para sahabat mengisi malam-malam ramadhan dengan memperbanyak ibadah dan mengurangi tidur. Pada suatu riwayat, Rasulullah pernah melakukan shalat malam (qiyamullail)secara berjamaah sebanyak 11 rakaat tetapi dengan durasi yang sangat panjang, sampai jari kaki Rasulullah SAW bengkak-bengkak. Seiring dengan semakin bertambahnya sahabat yang mengikuti shalat qiyamullailsecara berjamaah, Rasulullah SAW khawatir shalat sunat tersebut diperlakukan seperti shalat wajib. Oleh karena itu, Rasulullah SAW melaksanakan shalat qiyamullailsendirian di rumahnya.

Bagi Saya, shalat tarawih satu juz satu malam di mesjid hotel Lembah Sarimas Ciater  adalah sebuah pengalaman spiritual yang sangat berharga dan tidak terlupakan, karena selama ini Saya hanya melaksanakan shalat tarawih walau jumlahnya sama 20 rakaat ditambah shalat witir tiga rakaat, tapi hanya membaca surat-surat pendek dengan durasi waktu paling lama 30 menit.

Beruntunglah orang yang dapat secara istiqamah melaksanakan shalat tarawih di mesjid hotel Lembah Sarimas Ciater ini, karena disamping dapat menikmati lantunan ayat-ayat Al-Qur’an, juga dapat ikut khatam Al-Qur’an sebanyak 30 juz, karena kalau shalat sendiri atau baca Al Qur’an sendiri belum tentu mampu sampai khatam 30 juz.

Ciater, 9 Juni 2016, sambil merasakan sejuknya udara pagi.

Oleh:

IDRIS APANDI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun