Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Literasi atau Mati

25 Mei 2016   14:59 Diperbarui: 26 Mei 2016   07:51 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping diterbitkan regulasi, juga sarana dan prasarananya juga disediakan. Misalnya, selain di sekolah, sudut-sudut baca juga didirikan di tempat-tempat umum seperti terminal, bandara, pelabuhan, pasar, mall, rumah makan, rumah sakit, kereta api, bis, kapal laut, dan pesawat terbang. Sambil melengkapi sarananya, manusia-manusianya juga perlu diberikan edukasi agar mau membaca, diberikan penyadaran tentang pentingnya membaca, dan dibiasakan membaca.

Politik Perbukuan

Gerakan literasi juga perlu didukung oleh politik perbukuan. Salah satu alasan orang Indonesia malas membeli buku adalah harga buku yang mahal, walau kadang sifat mahal tersebut relatif, hilangkan pajak buku, dan semakin sering menyelenggarakan pameran buku agar masyarakat antusias membeli buku karena biasanya suka ada diskon pada saat pameran.

Saya berharap bahwa gerakan literasi bukan hanya sebuah gerakan ceremonial, yang semarak pada saat dilaunching,tetapi setelah itu mati suri, tetapi memang benar-benar dijalankan dan didukung oleh para pemangku kepentingan. Gerakan literasi adalah sebuah perjuangan memerdekaan pola pikir manusia dari keterbelakangan. Oleh karena itu, saatnya katakan literasi atau mati...!!!

Penulis, Widyaswara LPMP Jawa Barat, Pegiat Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun