"So many amazing opportunities arise when a chapter of our life ends. When we resign from a job that we weren't happy in, or even get fired, it's actually a blessing because a better experience is waiting to happen. It's all about perspective." - Â Miya Yamanouchi
Tetap semangat Dwi!
Kedua, jujurli penulis sangat geram dan jengkel pada si Goerge telah berlaku kasar pada kariyawanya sendiri. Terlebih kariyawannya itu seorang perempuan yang harusnya tidak dia aniayanya sampe sebrutal itu.
Jika saja, sedikit dia mau berpikir pake otak dan mau merasa pake hati tentunya hal ini tidak sepatutnya terjadi. Karena walau gimanapun kariyawan dia adalah pundak yang menopang hasil kekayaan keluarganya. Ada istilah "Anda besar, karena adanya orang kecil"
Dan penulis juga merasa terheran-heran kenapa si anak bos bedebah itu minta makanannya diantarkan ke kamar pribadinya? Apakah dia punya niatan yang buruk (mesum) kepada kariyawannya? Tentu saja hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Hemat penulis, jika pun dia minta diantarkan makanannya ke kamar pribadinya, kan bisa menyuruh pembantunya yang mana itu sudah perintah SOP, bukan malah menyuruh kariyawan tokonya yang sudah jelas sibuk dengan pekerjaan tokonya. Dan ini sama sekali tidak mencerminkan "The right man on the right job"
Tapi apapun itu, realitanya memang begini. Sikap orang yang beruang selalu bertindak semena-mena, dan tindakan semena-mena bukanlah hal yang asing lagi di dalam kehidupan orang yang beruang. Karena memang mereka menganggap bahwa dengan uang mereka punya segalanya, sehingga mengecilkan orang yang kecil bahkan hukum sekali pun.
Tidak banyak harapan pada sanksi hukum yang bakal didapatnya. Yang jelas dengan adanya informasi dia dipenjara kelak, itu sudah menjadi kabar gembira buat penulis. Ya, setidaknya dia dipenjara. Urusan adil atau tidaknya hukuman dia, itu sudah menjadi urusan Tuhan yang maha memberi keadilan pada hambanya.
Ketiga atau terakhir, penulis mengutarakan sikap kekecewaan pada kapolres Jakarta Timur. Begitu lemotnya menggubris kasus ini hingga berbulan-bulan. Laporan korban seolah ngawang-ngawang untuk dilakukan.
Sekilas terbayang dari 17, Oktober 2024 dua bulan lamanya, kasus ini baru digubris masuk ke penyidikan kemarin setelah mendapatkan stimuli dari netizen. Sepanjang dua bulan itu, "kerja klean apa?" Gak kebayang kalau saja itu roti miliki si pelaku dibiarin dua bulan, udah basi kali ya, "haha" becanda!
Jika kita kaitkan dengan ocehan arogansi si Pelaku, keterlambatan proses ini sangat ada korelasinya dengan pernyataan si pelaku yang mengatakan "Orang miskin kaya lu mana bisa melaporkan gue ke polisi. Saya tuh kebal hukum". Dan hal ini tentunya juga menjadi dasar rasa kecurigaan publik soal keterlambatan penangan kasus ini.