Sebab, jika kita ingat tentang kejahatan para kampret dikala itu, hampir mirip seperti jahatnya Fir'aun yang amat tidak manusiawi, hampir segala cara mereka lakukan tanpa mempertimbangkan benar tidaknya di mata hukum, baik hukum negara mau pun agama. Dan sudah cukup elok juga jika rekonsiliasi itu hanya dilakukan dengan bermaaf-maafan tanpa adanya bagi-bagi jabatan.
Maka, jika rekonsiliasi dibangun hanya untuk saling memaafkan satu sama lain, dengan begitu rakyat pun akan lebih faham tentang pentingnya persatuan dan kesatuan antara bangsa dan negara.
Pesan pamungkas saya, dramatisasi politik usai sudah, tak ada oposisi yang ada adalah posisi bagi mereka yang memiliki kepentingan untuk pribadinya. Untuk itu, mari kita jaga tali persaudaraan kita demi terciptanya persatuan dan kesatuan antar bangsa dan negara.
Sumber: Pinterpolitik.com/tirto.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H