Mohon tunggu...
Hidayat Mundana
Hidayat Mundana Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan SEO Indonesia

Hidayat Mundan merupakan Praktisi SEO Indonesia. Saat ini mengelola banyak website Agency SEO Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Azhima SEO dan SEOPreneur Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perlunya Kesadaran akan Merk

16 Agustus 2018   00:47 Diperbarui: 16 November 2019   18:55 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda masih ingat dengan kasus Starbuck dan Starpreya? ini adalah salah satu contoh bahaya jika kita tidak memiliki kesadaran akan branding. Sedikit mengulas kejadian beberapa tahun silam. 

Ini adalah sebuah sengketa branding perusahaan antara starbuck dan starprayer. Keduanya adalah perusahaan yang terjun dalam bidang yang sama yakni penjualan kopi. 

Keduanya memiliki merek dagang yang sama dan terlihat ada kesamaan logo. Maka dari itu pihak starbuck sempat menggugat ke pengadilan. "Merek dagang Starbucks dan Elpreya berbeda dalam penampilan dan nama,"menemukan pengadilan. "Kami juga tidak bisa menilai bahwa Starbucks adalah merek dagang terkenal di rumah sebelum Elpreya merilis merek dagang terdaftar ke pasar."

Dalam contoh kasus seperti ini, maka siapa yang akan disalahkan? 

Mungkin ada baiknya kita sebagai desainer lebih mementingkan branding awareness atau kesadaran akan branding untuk mendapatkan citra yang lebih baik dari publik. 

Contoh ini bisa dijadikan sebuah pengalaman bagi kita semua terutama para desainer grafis yang sedang mencari jati diri. Hal ini dapat membuat kita semakin sadar bahwa karya orisinil yang murni dari hati adalah yang terbaik, bagi mereka konsumen hanyak akan menilai dari beberapa sudut pandang.

Repos keadaan yang dialami oleh Azhima SEO (salah satu penyedia layanan pemasaran digital) pada pekan lalu membuat saya semakin berpikir bagaimana mereka (desainer grafis) bekerja untuk dia (pemesan) bukan untuk karya (hasil desain).

 Di saat kita mengikuti lomba desain, apa yang pertama hendak anda pikirkan? jawabnya mungkin "hadiah". Tapi apakah ini tujuan kita membuat sebuah desain? Sebagai seorang desainer grafis yang masih pemula, saya coba memperhatikan apa yang hendak mereka lakukan dengan pemikiran itu.

Kesamaan logo pada setiap hasil desain itu wajar, menurut saya. Tapi tidak dengan persamaan makna, bentuk, warna, dan ukuran. Kasus yang menimpa salah satu rekan grafis kita adalah membuat logo i-Radio yang konon katanya mirip dengan logo Glaad. 

Lalu dimana masalahnya?

Mungkin apabila dilihat dari kemasan dan segi penyajian, logo ini tampak berbeda dengan maksud dan tujuan yang berbeda. Apabila kedua logo ini di simpan berdekaran dan melihat lagi komponen desain grafis didalamnya, hampir 90% sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun