Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketer/Content Writer

Menghidupkan tulisan dengan gaya santai namun informatif. Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pelukan Terakhir Sang Penyihir

21 November 2024   07:43 Diperbarui: 21 November 2024   07:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seorang Wanita di Huta. (Sumber: www.freepik.com)

" Bayangan itu menghilang, dan mereka kembali ke gubuk tua. Nira berdiri di hadapan Arka, wajahnya lebih tenang. "Sekarang kamu tahu, aku bisa pergi dengan tenang. Tapi pertama-tama, aku ingin memberimu sesuatu."

Dengan tangan terulur, Nira menarik Arka ke dalam pelukannya sebelum Arka sempat mengucapkan sepatah kata pun. Pelukan itu sejuk namun membawa kehangatan yang tidak biasa. Saat itu, Arka dihujani kenangan yang bukan miliknya Nira menyiapkan obat, membantu orang sakit, dan malam ia dikutuk oleh orang-orang yang ia selamatkan. Saat dia melepaskannya, kehadirannya mulai memudar. "Terima kasih, Arka. Kamu sekarang adalah pelindung kebenaranku."

Arka berlutut, merasa lemas namun hatinya dipenuhi kepenuhan. Ketika dia membuka matanya, dia mendapati dirinya sendirian di dalam gubuk. Buku yang tadinya ada di atas meja telah menghilang, digantikan oleh bunga lavender segar yang anehnya cocok untuk tempat lamanya.

Dia kembali ke desa membawa cerita Nira bersamanya. Pada awalnya, tidak ada yang menganggapnya serius, namun lambat laun, kebenaran mulai terungkap. Gubuk tersebut kini menjadi pengingat bahwa ketakutan dan ketidaktahuan dapat menghancurkan kehidupan, sedangkan kebenaran dan pengampunan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan.

Kapan pun keraguan merayap, Arka akan mengingat hangatnya pelukan terakhir sang penyihir, yang mengingatkannya bahwa ia selalu ditemani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun