Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Finlandia dan Pendidikan Emosional Terpadu: Apa yang Bisa Kita Pelajari untuk Anak Indonesia?

15 November 2024   16:20 Diperbarui: 15 November 2024   16:54 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Finlandia dikenal memiliki salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia. Dalam beberapa evaluasi internasional, seperti Program for International Student Assessment (PISA), pelajar Finlandia berulang kali menunjukkan hasil yang luar biasa. Namun, penekanan mereka tidak hanya pada prestasi akademik. Komponen penting yang membedakan sistem pendidikan Finlandia adalah integrasi pendidikan emosional ke dalam kerangka pengajarannya. Metode ini mengembangkan siswa yang cakap secara intelektual dan sadar emosi. Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini untuk memperbaiki lanskap pendidikan di Indonesia?

Mengapa Pendidikan Emosional Penting?

Pendidikan emosional berfokus pada membantu anak belajar mengenali, memahami, dan mengelola emosinya, serta membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain. Di Finlandia, ini merupakan bagian penting dari kurikulum, bukan sekedar elemen tambahan. Guru diperlengkapi untuk mengajar mata pelajaran akademik sekaligus membimbing siswa dalam mengembangkan empati, keterampilan komunikasi, dan kemampuan menyelesaikan konflik.

Memberikan pendidikan emosional pada usia muda membekali siswa dengan keterampilan penting untuk menghadapi kesulitan hidup, menjaga kesehatan mental, dan mengembangkan interaksi sosial yang positif. Di Indonesia, dimana tekanan akademis sering kali tinggi, metode ini dapat merevolusi pengalaman individu muda.

Bagaimana Finlandia Melakukannya?

Finlandia berdedikasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang bebas stres. Dengan hari sekolah yang lebih singkat, waktu istirahat yang lebih panjang, dan pekerjaan rumah yang minim, siswa memiliki ruang untuk mengeksplorasi minatnya dan mengembangkan stabilitas emosi. Guru juga diberikan kebebasan untuk menciptakan suasana kelas yang inklusif dan mendukung.

Pendekatan Finlandia terhadap pendidikan emosional mencakup program unik yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan empati, kerja tim, dan komunikasi. Siswa didorong untuk mengeksplorasi perspektif yang berbeda melalui diskusi kelompok, drama, dan kegiatan bermain peran. Selain itu, guru di Finlandia menerima pelatihan untuk bertindak sebagai mentor emosional, selain peran akademis mereka. Mereka siap membantu siswa mengatasi stres, meningkatkan kepercayaan diri, dan menyelesaikan konflik secara efektif.

Sekolah-sekolah di Finlandia juga menekankan kolaborasi yang kuat dengan orang tua untuk mendukung perkembangan emosional anak-anak mereka. Dengan melibatkan orang tua dalam pengalaman pendidikan, mereka membantu memastikan bahwa nilai-nilai emosional yang ditanamkan di sekolah juga diterapkan di rumah.

Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?

Tantangan unik dalam sistem pendidikan Indonesia, seperti kurangnya infrastruktur dan terlalu menekankan keberhasilan akademis, patut mendapat perhatian. Namun, memasukkan pendidikan emosional ke dalam sistem pendidikan kita bukanlah hal yang mustahil. Pemerintah dapat berupaya menciptakan sumber daya pendidikan emosional yang dirancang khusus untuk lingkungan budaya dan sosial Indonesia. Sumber daya ini mungkin mencakup pelajaran tentang manajemen emosi, empati, komunikasi efektif, dan resolusi konflik.

Kemudian mengembangkan kompetensi guru melalui pelatihan atau seminar. Guru adalah ujung tombak dalam pendidikan, sudah pasti sangat penting untuk memberikan mereka pelatihan tentang pentingnya kecerdasan emosional dan metode pengajarannya secara efektif di kelas sebagai langkah dasar. 

Dalam prosesnya, setiap guru bisa menawarkan lebih banyak waktu istirahat, mengurangi jumlah pekerjaan rumah, dan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dapat secara signifikan membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional sekaligus mengurangi stres akademik. Yang tidak kalah penting untuk disadari bahwa pendidikan emosi bukan sekedar tugas sekolah. Melibatkan orang tua melalui seminar atau diskusi kelompok dapat secara signifikan meningkatkan lingkungan pendukung yang diperlukan untuk perkembangan emosi anak.

Manfaat untuk Generasi Mendatang

Membawa pendidikan emosional ke dalam sistem pendidikan Indonesia akan memberikan manfaat jangka panjang. Anak tidak hanya menjadi pintar, namun juga mengembangkan empati dan ketahanan, sehingga membekali mereka dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghasilkan masyarakat yang lebih harmonis dengan tingkat stres yang lebih rendah dan kualitas hidup yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Kerangka pendidikan emosional yang digunakan di Finlandia memberikan pembelajaran berharga bagi Indonesia. Dengan melakukan pendekatan serupa, Indonesia dapat menciptakan generasi yang berbakat secara intelektual dan kuat secara emosional. Di dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan, keterampilan emosional sangat penting untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia. Mengutamakan kesehatan emosi anak melalui perubahan yang sistemik akan menjadi investasi bijak bagi masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun