Kemudian mengembangkan kompetensi guru melalui pelatihan atau seminar. Guru adalah ujung tombak dalam pendidikan, sudah pasti sangat penting untuk memberikan mereka pelatihan tentang pentingnya kecerdasan emosional dan metode pengajarannya secara efektif di kelas sebagai langkah dasar.Â
Dalam prosesnya, setiap guru bisa menawarkan lebih banyak waktu istirahat, mengurangi jumlah pekerjaan rumah, dan menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dapat secara signifikan membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional sekaligus mengurangi stres akademik. Yang tidak kalah penting untuk disadari bahwa pendidikan emosi bukan sekedar tugas sekolah. Melibatkan orang tua melalui seminar atau diskusi kelompok dapat secara signifikan meningkatkan lingkungan pendukung yang diperlukan untuk perkembangan emosi anak.
Manfaat untuk Generasi Mendatang
Membawa pendidikan emosional ke dalam sistem pendidikan Indonesia akan memberikan manfaat jangka panjang. Anak tidak hanya menjadi pintar, namun juga mengembangkan empati dan ketahanan, sehingga membekali mereka dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghasilkan masyarakat yang lebih harmonis dengan tingkat stres yang lebih rendah dan kualitas hidup yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Kerangka pendidikan emosional yang digunakan di Finlandia memberikan pembelajaran berharga bagi Indonesia. Dengan melakukan pendekatan serupa, Indonesia dapat menciptakan generasi yang berbakat secara intelektual dan kuat secara emosional. Di dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan, keterampilan emosional sangat penting untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia. Mengutamakan kesehatan emosi anak melalui perubahan yang sistemik akan menjadi investasi bijak bagi masa depan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H