Mohon tunggu...
Rial Roja Saputra
Rial Roja Saputra Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketer/Content Writer

Menghidupkan tulisan dengan gaya santai namun informatif. Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Surat dari Penghuni Sebelumnya

14 November 2024   11:31 Diperbarui: 14 November 2024   11:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hari ke-10: Suara itu... memanggil namaku. Aku tidak bisa tidur; setiap kali aku memejamkan mata, aku merasakan kehadiran seseorang di sampingku."

"Hari ke-15: Jika ada yang menemukan buku harian ini, tolong... segera tinggalkan apartemen ini!"

Clara tiba-tiba merasakan hawa dingin. Ketukan keras di pintu depan membuatnya terlonjak. Dia perlahan mendekati pintu dan bertanya, suaranya bergetar, "Siapa di sana?" Tidak ada jawaban, tapi ketukan itu terus berlanjut, lebih keras dari sebelumnya.

Karena ketakutan, Clara membuka pintu lebar-lebar. Tidak ada orang yang menunggu di luar, hanya lorong kosong. Namun ketika dia berbalik untuk masuk ke dalam, dia melihat bayangan di apartemennya---seorang wanita berdiri di dekat lemari kayu, wajahnya kabur namun dipenuhi kesedihan yang mendalam.

Bayangan itu menatap mata Clara dan berteriak, "Aku butuh bantuanmu..." Suaranya lemah, seolah datang dari dimensi lain. "Saya tidak bisa meninggalkan tempat ini. Mereka... mereka tidak akan membiarkanku pergi." Gambaran itu mulai memudar, namun sebelum hilang sama sekali, dia berbisik, "Jangan melakukan kesalahan yang sama. Pergi sebelum mereka menemukanmu juga."

Clara terjatuh ke lantai, tubuhnya gemetar tak terkendali. Ia tak bisa lagi memungkiri kenyataan yang terjadi di apartemen itu. Dengan keberanian terakhir yang bisa dia kumpulkan, dia berlari ke kamarnya untuk mengambil barang-barangnya. Mengabaikan kelelahannya yang luar biasa, dia berkemas secepat yang dia bisa.

Di tengah kekacauan harinya, dia memperhatikan amplop kuning yang dia temukan tadi tergeletak di lantai. Itu terbuka sedikit, menunjukkan pesan yang terlihat berbeda sekarang. Bunyinya, "Selamat tinggal, Clara. Saya harap kamu bisa menemukan jalan keluarnya."

Tanpa ragu sedikit pun Clara mengambil barang-barangnya dan bergegas keluar dari apartemen. Hujan turun deras, tapi dia acuh tak acuh. Begitu dia berada di luar, dia berlari tanpa menoleh ke belakang. Clara menyadari bahwa apartemen bukanlah tempat yang aman dan dia hampir mengalami nasib yang sama seperti mereka yang tinggal di sana sebelumnya.

Malam itu menandai kepergian Clara dari apartemen, dan dia tidak pernah kembali. Bahkan sekarang, dia mendengar rumor tentang suara-suara aneh dan hilangnya penduduk, namun dia memilih untuk mengabaikannya. Bagi Clara, dia sudah cukup mendapat peringatan dan bertekad untuk tidak pernah kembali lagi ke tempat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun