Kini, kami melewati jalan kecil di perkampungan dan perkebunan coklat. Kami melewati jembatan gantung lagi dan 5 langhkah berikutnya menanjak curam ke jalan atas.Â
Karena khawatir, saya turun motor dan berjalan kaki. Sopir menuntun motor untuk mengantisipasi jatuh. Di tengah rintik, dan kaki kanan yang luka, saya paksakan berjalan naik ke tanjakan. Dari bawah, motor lain menunggu menyusul naik. Setelah nyaman, saya naik motor di jalanan sempit perkebunan.
Kini saya di area kebun kopi yang rimbun. Di sini, saya menjumpai petani baru pulang dari kebun. Lenggang dan sepi. Sesekali daun pohon bergoyang, pertanda ada petani. Terkadang kami berhenti, memberi jalan arah berlawan.
Selanjutnya, kami melalui pegunungan dengan jalan sempit yang kanannya jurang curam dimana bawahnya sungai dengan air jernih. Nun jauh di depan, gundukan pegunungan berderet hijau nan indah.
Hamparan sawah dengan jalan setapak kini kami berada. Terkadang kami berhenti untuk turun karena jalan becek dan licin. Lempeng kecil terlihat menyambung jalan.Â
Dua kali motor ojek terjerembab tipis-tipis ke parit. Bersama sopir, saya mengangkat motor sekuat tenaga. Sempurna perjalanan ini. Berkendara, berteduh, terjatuh, berhenti, berjalan kaki, terjerembab di parit sawah, dan berkendara lagi.
Sore menjelang malam kami tiba di dusun Makolong sebagai akhir tujuan. Ia berada di kaki pegunungan Sandapang, Kab. Mamuju, Sulawesi Barat.Â
Di balik kaki pegunungan ini daerah kec. Tobadak, kab. Mamuju Tengah hingga menembus Donggala, dan Palu Sulawesi Tengah. Sayang, hutan dan pegunungan menghalangi akses penduduk. Dahulu, warga dusun sering berjalan kaki melintas gunung dengan bekal beras untuk menginap di hutan guna menuju kota. Â
Kala membersihkan badan, tuan rumah dan warga yang menyaksikan lukaku, namun terkesan biasa. Saya heran dan sambil bercanda tanya kenapa. Ternyata, baginya kulit lecet karena jatuh menuju Makolong hal lumrah. Karena akses infrastruktur yang minim dan sulit.
Begitu warga luka atau lecet akibat perjalanan, penduduk memiliki obat emergency alami. Yaitu, mereka mengolesi luka dengan minyak Nilam yang pohonnya tumbuh subur. Alhamdulillah, dua hari berikutnya luka kaki mengering.