Lain lagi cerita Bu Kaswati (bukan nama asli), warga transmigran asli Trenggalek, Jawa Timur. Saya berkunjung ke rumahnya kala sore hari. Ia hidup bersama suami dan dua orang anak. Lokasi rumahnya menyendiri. Jalan ke arahnya beberapa meter dari rumah penginapan munurun jauh dari kantor UPT.
Rindang dan asri. Berbagai pohon buah-buahan subur tumbuh pekaranganya. Selain itu, ramai kicauan aneka burung dalam sangkar meramaikan suasana.Â
Saya serasa bagai di kebun binatang burung alami. Burungnya didapat dari petani lokal yang menemukan di hutan dan yang mampir di kebun tanahnya. Ia hadir di Marano melalui alih pindah rumah transmigrasi dari penghuni sebelumnya. Hampir 5 tahunan keluarganya tinggal di sana.
Tak mudah bagi keluaganya memulai kehidupan bertani di lahan baru. Segala macam duka dan penderitaan ia alami bersama suami dan anak. Berbekal pengalaman bertani di Jawa dan kegigihan, menempanya dan perlahan bangkit sehingga hidup mandiri.
Sehingga, meski lokasi rumahnya berjarak dari keramaian, mereka tak gentar berjuang hidup di sana. Bersama suami, mereka berocok tanam dan buah di sekitar rumah. Ada buah alpukat, salak, cabe, dsb. Alpukat mentega yang matang pohon itulah mereka suguhi saat kami bertamu. Enak sekali rasanya.
Kini, suaminya mengolah tanah di lahan yang jauh dari rumahnya untuk dijadikan kebun sayur kol, bayam, dsb. Menurutnya, lokasi itu cocok untuk perkebunan sayur. Pasarnya terbuka lebar. Sementara bu Kaswati, menanam Nilam guna menghasilkan minyak untuk dijual. Intinya, istri-suami berjuang bersama mengolah sumberdaya alam untuk keberlanjutan hidup. Alam terpencil tak membuatnya gentar.
Empat malam sudah saya bermalam disana. Lamunanku di malam akhir mengemuka. Akses jalan rusak dan rentan longsor serta terpencil menghambat orang luar ke sana, dan menurunkan nilai harga tanah dan produk.Â
Di sisi lain, Marano dilimpahi sumberdaya alam yang teramat kaya. Anehnya lagi, sebagian tanah desa telah dimiliki orang luar. Penduduk desa mencurigai lambannya pembangunan jalan, penuh agenda tersembunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H