Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveler amatir. Menggali pengetahuan dari pengalaman terus membaginya agar bermanfaat bagi banyak khalayak..

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kacang Merah, "Emas" Tersembunyi Papua

24 Januari 2022   12:17 Diperbarui: 25 Januari 2022   01:00 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit mendung pertanda hujan, berkah masyarakat menanti air hujan/Dokumentasi pribadi

Bila malam menjelang, maka tak ada yang satu pun kendaraan yang melintas di hamparan hutan itu. Begitu tutur Om Sam (bukan nama asli), driver mobil yang sering melintas lokasi ini. Konon, penduduk setempat pun menghindar perjalanan sore hingga malam.

Bahaya penodongan atau perampokan kelompok yang bersembunyi di hutan berpotensi menyerang ke orang yang lewat. Makanya, bila pendudukan atau orang yeng hendak melintas daerah ini terpaksan mengunap di kampung terdekat dibanding bermalam di perjalanan. 

Baru-baru ini (saat tulisan ini disusun), terjadi kontak senjata antara kelompok sipil bersenjata dengan pasukan TNI di kab. Maybrath(Baca; Seorang Prajurit TNI Tewas dalam Baku Tembak dengan TPNPB di Maybrat). Hutan lebat nan sunyi dan luasnya pegunungan di Maybrath menggugah perasaanku dengan mengkaitkan seringnya kejadian baku tembak.   

Meski begitu, Tidak hanya bayangan mengerikan mewarnai perjalan kami. Di beberapa titik panorama indah memanjakan mata kami sepanjang perjalanan. Salah satunya, perkampungan dihuni beberapa kepala keluarga (KK) dikenal dengan "kampung seni". Saung kecil dengan kursi dan meja berderet di pinggir sungai indah. Udara dan angin sejuk menggoyang-goyang rambutku. Pepohonan dan gemercik air sungai di depannya menyatu dengan semilirnya angin. 

Masyarakat setempat menamai sungai itu dengan "kali ombak", karena memang disamping arus kali ada gelombang air mirip ombak. Di pojoknya, terdapat tumbahan air mirip air terjun dari pegunungan. Segar sekali airnya. Sejanak kami beristirahat dan berswafoto. Saya yakin, bila sore menjelang, anak-anak penduduk sekitar bersuka cita berenang di sana.   

Aliran sungai mirip air terjun di kampung seni, panorama indah mutiara wisata desa/Dokumentasi pribadi
Aliran sungai mirip air terjun di kampung seni, panorama indah mutiara wisata desa/Dokumentasi pribadi

Pukul 15.30 sore, kami sampai di tujuan. Adalah kampung SEYA, distrik Mare, kab. Maybrat, Papua Barat, dimana hamparan tanah menjadi lahan subur kacang merah berkembang biak. 

Infrastruktur jalan menuju kampung, bergelombang dan berbatu serta rusak di sana sini. Jalanan cukup dilalui satu mobil di tengah rimbunan hutan. Ada jalan tembus dari kampung Komdif ke Seya, namun saat itu sedang rusak karena longsor hujan.

Di kampung Seya terdapat sarana pusksemas dan rumah bidan desa. Namun begitu, sekolah dasar berlokasi di kampung Komdif, sehingga murid desa harus berjalan kaki ke sana melalui jalan hutan setengah hari berjalan kaki.

Langit sore mendung. Gelap sekali. Aneh memang, padahal semenit kami sampai, panasnya menyengat bagai di panggang api. Hujan turun lebat tanpa sepasi. Akibatnya, kami bisa menggunakan air untuk bersih-bersih dan membasuh muka. Dibantu penerangan solar sel, sepanjang malam, kami berbincang dengan penduduk setempat tentang bagaimana budidaya kacang merah ke depan; menguntungkan petani, berdaulat pangan, gotong royong, lestari, adil, dsb. Berikut point obrolan sepanjang malam disana.

Masyarakat menanam kacang merah secara turun menurun di lahannya. Lambannya penjualan produknya ke konsumen dan kecilnya hasil bagi petani, menjadikan kacang merah hanya ditanam 15 KK dari 80 KK berdiam di kampunng Seya. Padahal, lahan tidur dan perkebunan  untuk kacang merah terbentang luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun