Cobalah anda perhatikan di banyak restoran lokasi dimana manusia membuat hajatan makan bersama. Terhampar tumpukan makanan yang bisa menjadi makanan sisa (food waste) yang berujung sampah atau produk daur ulang. Terkadang manusia hanya berfikir saat menkonsumsi, namun abai paska komsumsi, khususnya dalam tahap food loss.
Berbagai kelompok kepentingan berupaya membangun pola pangan yang baik. Salah satunya, apa yang sedang digagas, ASPPUK, WWF Indonesia, AMAN, NTFP-EP, Hivos dan Uni Eropa dalam mempromosikan sistem pangan lokal, adil, sehat dan lestari atau disebut dengan "Pangan Bijak Nusantara".Â
Wilayah percontohannya tersebar di; 14 kabupaten di 8 propinsi (Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan), dan 5 Kota (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, Makasar).
Ayolah kita bergandeng tangan. Saat kita berhadapan dengan pangan, berfikirlah menyeluruh. Artinya, daur hidup pangan harus tertancap di alam sadar manusia, guna bijak mengkonsumsi pangan, demi kelestarian for sustainable life. Mulai dari sekarang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H