Mohon tunggu...
Waldy
Waldy Mohon Tunggu... -

Slow but Sure

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kompetisi Sepakbola (ISC) dan Jokowi yang Hadir di Final Piala Sudirman

25 Januari 2016   13:51 Diperbarui: 25 Januari 2016   14:21 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber

Rangkaian pertandingan Piala Jenderal Sudirman telah selesai. Dan hasilnya sudah diketahui bersama, Mitra Kukar berhasil keluar sebagai juara pertama, setelah di partai puncak berhasil menaklukkan Semen Padang dengan skor akhir 2-1.

Fokus sepakbola Indonesia selanjutnya adalah Indonesia Super Competition (ISC). Kompetisi yang digadang-gadang akan bergulir di bulan Maret/April tahun ini, telah mendapat restu dari Pemerintah.

Dalam sebuah wawancara, perwakilan Kemenpora menyebutkan, "Kami bakal menyambut dan mudah-mudahan bisa berjalan. Ini adalah kompetisi yang kami harapkan dari PT Liga Indonesia," kata juru bicara Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.

Lebih lanjut, Gatot mengatakan, PT Liga Indonesia harus secepat mungkin melaporkan rencananya itu kepada BOPI dan Tim Transisi bentukan Kemenpora. "Kami ingin ada komunikasi yang baik antara PT Liga Indonesia, Kemenpora dan BOPI," katanya seperti di kutip Liputan6.

Karenanya, dapat dipastikan bahwa kompetisi sepakbola di Indonesia akan kembali bergulir dalam waktu dekat. Meski sebelumnya klub berencana membentuk PT (perusahaan) baru sebagai regulator ISC, sepertinya hal itu akan urung dilakukan. Sebab, Kemenpora telah menyatakan kesediaannya ke PT Liga Indonesia.

Keputusan ini tentu saja disambut gembira oleh klub, salah satunya Persib Bandung. Tim kebanggaan kota kembang yang berhasil menjuarai Piala Presiden dan Indonesia Super League (ISL) edisi terakhir melalui Dirut PT Persib Bandung Bermartabat, Glen Sugita, menyatakan, "Akan memprioritaskan turnamen jangka panjang ISC, dan undangan turnamen kemungkinan akan di-schedule ulang, karena ada ISC. Tapi kita serahkan ke Dejan ikut yang mana. Yang diutamakan persiapan menuju ISC bulan Maret,” jelas Glenn dilansir laman Simamaung.

Selain itu, Runner Up Piala Jenderal Sudirman, Semen Padang, menyatakan, “Kalau ISC jadi digelar, kami akan ikut turnamen itu. Jika sudah ada kepastian, kami akan melanjutkan kontrak pemain dengan waktu lebih lama,” jelas manajer Semen Padang Suranto seperti dikutip Four Four Two.

Di lain pihak, PT Liga Indonesia menyatakan, "Kita juga merencanakan menggelar kompetisi untuk tim U-21. Adapun pelaksanaannya akan berjalan bersamaan dengan agenda ISC pada April nanti," jelas Chief Excecutive Officer PT Liga Indonesia, Joko Driyono seperti diberitakan Antara. Kabar terakhir yang beredar juga menyebutkan, kompetisi divisi utama juga akan digelar tahun ini, bagi stasiun tv pemegang hak siar ISC, juga diwajibkan menyiarkan divisi utama.

Sebagaimana di ketahui sebelumnya, beberapa turnamen kembali akan akan digelar pasca turnamen Piala Jenderal Sudirman kelar, diantaranya, Piala Walikota Padang dan Gubernur Kaltim Cup.

Piala Walikota Padang rencananya akan diikuti 8 tim, diantaranya Semen Padang, PSP Padang, Persis Solo, Gresik United, Madura United, Surabaya United dan juara bertahan Persib Bandung. Khusus untuk Persib, panitia Piala Walikota Padang masih menunggu jawaban manajemen Maung Bandung mengenai kesediaan ikut serta.

Sedangkan Gubernur Kaltim Cup, rencananya akan digelar Februari-Maret bulan depan. Panitia menyatakan, "11 tim sudah memastikan diri, di antaranya Mitra Kukar, Persiba Balikpapan, Persija Jakarta, Arema Cronus, Sriwijaya FC, Semen Padang, Bali United, PS TNI, PBFC, Persipura Jayapura, dan PON Kaltim. Selain itu, pihaknya masih menunggu kepastian Persib Bandung yang menjadi tim terakhir. Kalau Persib tidak bisa, kata dia, maka akan digantikan tiga tim pendaftar baru, yakni PSM Makassar, Persela Lamongan, dan Martapura FC".

Kepastian akan diselenggarakannya kompetisi sepakbola dalam waktu dekat sudah didapat, selanjutnya tinggal bagaimana klub mempersiapkan diri. Turnamen-turnamen yang akan di gelar setelah ini, diharapkan menjadi ajang ujicoba bagi klub menyongsong kompetisi tersebut.

Pojok Satu

Final Piala Jenderal Sudirman.

Closing Ceremony Piala Sudirman yang berlangsung di GBK Minggu malam kemaren. Mulai dari tata panggung, aksi panggung bintang tamu sampai akrobatik pasukan TNI di acara itu mampu menyajikan tontonan yang memukau, tidak berlebihan jika acara tersebut dinilai sebagai gelaran terbaik sepakbola setidaknya dalam 3 tahun belakangan ini.

Namun, sangat disayangkan, saat acara utama mulai digelar. Tepat beberapa menit menjelang kick off babak pertama, tanpa peringatan hujan pun turun dengan semakin deras. Alhasil, pertandingan yang mempertemukan 2 tim terbaik saat ini, pun berlangsung tidak sesuai ekspektasi sebelumnya.

Skill dan gaya bermain kebelas (11) pemain dari masing-masing tim yang bertanding tidak perlu diragukan lagi, sebab kesemuanya memang merupakan yang terbaik saat ini. Namun, karena kondisi lapangan tergenang air hujan, tidak dapat dipungkiri saat itu mereka bermain tidak ubahnya anak SD yang lagi main hujan-hujanan.

Pertandingan yang dihadiri Presiden Jokowi didampingi Menpora Imam Nahrawi tersebut, sudah tidak lagi mempertontonkan Skill, Pola dan Strategi permainan, tapi bahkan ibarat anak ayam yang kehilangan induknya.

Selaku Presiden RI dan Menpora RI, hadirnya keduanya (Jokowi dan Imam Nahrawi) di GBK malam itu, ibarat anak yang ditinggal ibunya setelah sekian lama, hingga kemudian bertemu kembali malam itu. Selayaknya markas Tim Nasional Indonesia, GBK adalah wajah sepakbola khususnya dan wajah Indonesia umumnya. Jika GBK se-semrawut ini, maka semrawut pula lah wajah Indonesia di mata negara-negara lain.

Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Protes Timnas U-19 Korea Selatan yang dikalahkan Timnas U-19 Indonesia di kualifikasi AFC U-19 di GBK yang diguyur hujan beberapa waktu lalu, harusnya menjadi tamparan bagi Pemerintah Indonesia, terlebih GBK adalah milik negara dibawah naungan Sekretariat Negara, sehingga menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Saat itu, Timnas U-19 Korea Selatan yang melakoni laga kualifikasi grup H di Jakarta hanya finis di tempat kedua, setelah di laga terakhir harus mengakui keunggulan Indonesia dibawah guyuran hujan dengan dan kondisi lapangan yang hampir 95% tergenang air hujan.

Korea Selatan memang berhasil lolos ke Myanmar (tuan rumah AFC U-19), namun selaku runner up grup, Korea masih harus menunggu hasil akhir dari grup lainnya, sedangkan Indonesia otomatis lolos sebagai juara grup H.

Saat ini, Alih-alih membenahi infrastruktur olahraga, Menpora Imam Nahrawi sebagaimana diketahui, malah akan menggelontorkan uang sebesar Rp 100 M yang tidak perlu agar salah satu pembalap Indonesia bisa tampil di ajang balap Formula 1, dengan mengindahkan infrastruktur olahraga seperti ini. Bukan hanya sepakbola, cabang lainnya juga masih sangat membutuhkan perhatian Pemerintah.

Dengan hadirnya Jokowi dan Menpora di GBK malam itu, diharapkan mampu membuka mata hati Pemerintah jika infrastruktur olahraga masih sangat tertinggal di negeri ini. Jangankan yang didaerah-daerah, yang di pusat dan menjadi kebanggaan Indonesia pun begitu semrawutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun