Mohon tunggu...
Mas Idi
Mas Idi Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelantur

Pencinta Mitologi, Mistisme, hingga demonology, menulis hanya sekedar hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menelusuri Mathematical Magic atau Sihir Matematika

25 Mei 2024   01:39 Diperbarui: 25 Mei 2024   01:58 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu contoh yang terkenal bukan dari kepercayaan Kabbalah dan Neoplatonisme adalah Sator Square, sebuah kotak palindrom Latin yang bertuliskan "Sator Arepo Tenet Opera Rotas." Kotak ini dipercaya sebagai jimat yang ampuh, menggabungkan huruf dan kata dalam pola simetris yang dapat dibaca dari berbagai arah, yang menandakan perlindungan dan keseimbangan ilahi. Susunan huruf dan simetri kotak ini dianggap dapat menciptakan harmoni magis yang memengaruhi kekuatan nasib dan keberuntungan.

Pada zaman Renaisans melihat kebangkitan minat dalam sihir matematika, memadukan pengetahuan klasik dengan pemikiran kontemporer. Cendekiawan seperti Heinrich Cornelius Agrippa mensintesiskan tradisi-tradisi ini ke dalam sistem praktik sihir yang komprehensif. Bentuk-bentuk geometri suci menjadi sangat berpengaruh, dengan bentuk-bentuk seperti lingkaran, segitiga, dan Rasio Emas (Golden Ration) dipandang sebagai perwujudan keindahan dan keteraturan ilahi. Periode ini juga melihat integrasi astrologi ke dalam sihir matematika, di mana perhitungan yang tepat dari posisi langit diyakini dapat mempengaruhi peristiwa duniawi dan nasib manusia.

Astrologi juga tetap menjadi aspek penting dari sihir matematika selama masa Renaisans. Ahli astrologi Renaisans, seperti Johannes Kepler, terus menyempurnakan perhitungan dan interpretasi astrologi berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Kontribusi Kepler pada astronomi dan astrologi, termasuk hukum-hukum gerak planet dan teori astrologi, menjadi contoh integrasi Renaisans antara penyelidikan ilmiah dan kepercayaan mistik.

Selain itu, Renaisans menjadi saksi kebangkitan minat terhadap Hermetisisme, sebuah tradisi filosofis dan spiritual yang dikaitkan dengan Hermes Trismegistus. Ajaran hermetis menekankan kesatuan kosmos dan keterkaitan antara alam spiritual dan material. Para ahli matematika dan ahli mistik mengeksplorasi konsep-konsep Hermetik seperti prinsip "Seperti di Atas, Maka di Bawah (As Above, So Below)", yang menyarankan korespondensi antara fenomena langit dan bumi. Prinsip ini memengaruhi para pemikir Renaisans seperti Marsilio Ficino dan Pico della Mirandola, yang mengintegrasikan ide-ide Hermetis ke dalam karya filosofis dan magis mereka.

Sihir matematika adalah tradisi yang luas dan beragam dari berbagai segi yang menjangkau berbagai budaya dan periode sejarah. Tradisi ini menggabungkan ketepatan abstrak matematika dengan aspek intuitif dan mistis dari pengalaman manusia, menawarkan sudut pandang yang unik untuk melihat dunia. Dari pengejaran mistis hingga menjadi sebuah prinsip ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun