Mohon tunggu...
Idik Saeful Bahri
Idik Saeful Bahri Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang rakyat yang selalu menggugat

Saya merupakan lulusan Fakultas Hukum, S1 ditempuh di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sementara S2 dituntaskan di UGM Yogyakarta. Jadi, percayalah dalam masalah hukum, saya siap bertanggung jawab untuk setiap tulisan saya. Adapun tulisan saya diluar hukum, anggap saja hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebenarnya, Siapa Mereka yang Disebut sebagai Ahlussunnah Wal Jamaah?

1 Februari 2020   12:30 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:21 30383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kenyataan itu, walau sesungguhnya ajaran Ahlussunnah wal Jamaah merupakan ajaran nabi, tapi untuk mencapai itu, kita harus melewati zaman tabi'in. Salah menentukan ulama, jelas kesananya akan berbeda. Tidak percaya? Sekarang kita ambil 1 contoh. Jika ada pertanyaan, dimana Allah? Maka jawabannya akan berbeda-beda. 

Baca juga: Siapa "Ahlu Sunnah Wal Jamaah?"

Orang yang ketika meriwayatkan ilmunya melewati jalur Tabi'in dengan berkiblat kepada Ibnu Taimiyah, jelas akan mengatakan bahwa nabi dan sahabatnya meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsy sesuai dengan firmanNya. 

Tapi bagi orang yang meriwayatkan ilmunya lewat jalur al-Asyari dan al-Maturidi, mereka akan mengklaim bahwa nabi dan sahabatnya yakin bahwa Allah itu tidak bertempat karena menyandang sifat mukholafatu lil hawadits. Maka penting sekali mengenal madzhab-madzhab dalam Islam. Karena melalui madzhab inilah, hakikat dan makna ajaran nabi akan sampai kepada kita.

Oleh karena itu, sekali lagi penulis menyanggah bahwa hanya menjadikan al-Quran dan Hadits saja sebagai sumber hukum, jelas akan jauh menyesatkan.

Terbukti, dengan gerakan inilah memunculkan banyak perselisihan karena mereka menafsirkan al-Quran dan Hadits dengan gayanya sendiri, dengan ilmunya sendiri, dengan latar belakangnya sendiri. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menetapkan sebuah panduan bagi diri kita sendiri. Karena melalui ulama-ulama di masa Tabi'in dan Tabiut Tabi'in, ajaran nabi akan jelas terlihat.

Dan tentu saja, kita harus mengakui bahwa ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ajaran nabi, dan menjadi rujukan bagi mayoritas umat muslim di dunia, adalah apa yang disampaikan dan di konsep oleh Imam Abu Hasan al-Asy'ari. Dengan memahami apa yang telah menjadi pembahasan Imam al-Asy'ari, setidaknya membuka peluang bagi kita untuk memahami konsep tauhid yang benar-benar menjadi pegangan nabi dan para sahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun