Mohon tunggu...
Idi Natias Rikusuma
Idi Natias Rikusuma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang Penulis dan Consultan Perencana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bebas dari Mimpi

25 Februari 2014   00:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perlahan langkahnya berjalan

tertunduk lesu, tertunduk malu

perlahan suaranya memecah

kala dingin, kala rindu

keputusan seperti menjemput takdir

berjibaku dengan dunia yang semakin risau

berjibaku dengan jiwa yang semakin hilang kemilau

sampai kapan, katanya.

sampai kapan, ujarnya.

ia hanya bisa meneruskan langkah

dengan keroncong lagu lelah dari perutnya

apakah dunia tercipta bukan untuk pemalu sepertiku

apakah dunia tercipta karena ada ketidakberuntungan

mengapa, katanya

mengapa, ujarnya

harus aku yang menerima itu

tapi, tetap saja sang keras kepala tidak menoleh

tak terlintas sejentik kisah kemarin

walau wajah tanpa seyum

namun dunia sesungguhnya tahu

bahwa ia sedang mempersiapkan itu

freedom from the dream....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun