Perlahan langkahnya berjalan
tertunduk lesu, tertunduk malu
perlahan suaranya memecah
kala dingin, kala rindu
keputusan seperti menjemput takdir
berjibaku dengan dunia yang semakin risau
berjibaku dengan jiwa yang semakin hilang kemilau
sampai kapan, katanya.
sampai kapan, ujarnya.
ia hanya bisa meneruskan langkah
dengan keroncong lagu lelah dari perutnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!