“Pak, maaf……!”, tiba-tiba Pak Kamso, sang Kaur Keamanan berdiri dan memotong pembicaraan Pak Lurah.
“Sepertinya Bapak punya begitu banyak musuh, ya Pak? Hati-hati, lho, Pak! Jangan-jangan, itu hanya halusinasi Bapak saja. Biasanya, orang yang tidak ‘beres’ itu sering merasa punya banyak musuh atau bahkan menganggap semua orang di sekelilingnya sebagai musuhnya. Bapak kayaknya perlu ke psikiater, deh!”, cerocos Pak Kamso tanpa dapat dibendung.
Pak Lurah terhenyak. Ia tidak bisa meneruskan pidatonya. Hadirin saling berbisik. Suasana agak kacau.
“Kita pergi saja!”, kata seorang tamu kepada tamu lainnya.
Dan tanpa dapat dibendung, satu persatu tamu meninggalkan aula kantor kelurahan itu. Tinggal Pak Lurah berdiri sendiri di panggung. Matanya nanar. Wajahnya mengeras.
“Gludak………..!”, tiba-tiba tubuh Pak Lurah terjengkang. Mengejang. Kaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H