Mohon tunggu...
Geutrida Malthida
Geutrida Malthida Mohon Tunggu... Administrasi - Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Life is hard tabun happy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hacksaw Ridge: Kemanusiaan Adalah Segalanya

16 November 2016   14:45 Diperbarui: 16 November 2016   18:26 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andrew Garfield stars as ‘Desmond Doss’ in HACKSAW RIDGE. | Screenrant.com

“One more please…one more…give me a strength to help one more…..” –Desmond Doss–

________

Sebulan belakangan ini kebetulan raga dan jiwa saya sedang tidak sinkron satu sama lain. Pekerjaan di kantor yang menggerogoti otak, ujug-ujug harus berjumpa dengan penyakit asam lambung yang tinggi. Keduanya sudah cukup bikin saya baper uring-uringan. “Baiklah hati, mari kita cari ketentraman sejenak. Kau lihat disana? Ada film yang menggoda sekali.....”, kira-kira begitu ujar saya ketika melihat poster sebuah film di situs bioskop kesayangan.

From the Director of Braveheart and The Passion of The Christ.

Yup, kebetulan yang lainnya adalah saya penikmat film karya om “nakal” yang satu ini. Braveheart (cuekin dulu seorang kakek di pojokan sono yang katanya gak doyan sama film ini haha) & Apocalypto adalah film yang tak ada bosan-bosannya saya intip saat kerinduan akan film perang meracau. Dan jumat kemarin, kerinduan di hati ini sirna sudah. Mel Gibson kembali membuat saya bahagia setelah si om bangun dari tidur panjangnya, selama 10 tahun.

Hacksaw Ridge dibuka dengan sekuil pertempuran dahsyat antara tentara tentara Amerika dan pasukan Jepang di Okinawa. Dan tanpa mengijinkan saya untuk tahu apa yang sedang terjadi, flash back 16 tahun silam pun dimulai. Di dataran Virgina, Amerika, saya diajak berkenalan dengan seorang anak yang bernama Desmond Doss. Desmond dikisahkan berasal dari keluarga yang kurang harmonis namun religius. Ayahnya, Tom, yang mantan Prajurit Perang Dunia 1 adalah seorang alcoholic dan acap kali memukul Ibu Desmond. Hingga pada suatu hari, ada dua kejadian penting yang menyebabkan Desmond memutuskan untuk tidak sekalipun melukai manusia dan memegang senjata. Keputusan yang akan menguji keteguhan iman seorang Desmond sebagai seorang Kristen Advent yang taat.

Setting waktu membawa saya ketika Desmond sudah beranjak dewasa, saat dimana Perang Duniake-2 sedang bergejolak. Pearl Habour diserang dan nyaris semua pemuda Amerika mendaftarkan diri menjadi tentara, tak terkecuali Desmond, yang berniat mengikuti jejak kakaknya yang sudah lebih dahulu menjadi prajurit. Dibantu Dorothy, kekasihnya  yang juga seorang perawat, Desmond belajar mengenai dunia medis. Dan pada akhirnya dia berhasil masuk ke sekolah infantri demi mimpinya menjadi paramedis di medan perang.

Mau jadi prajurit tapi ogah pegang senjata?Gih, ke laut aje lo!Kira-kira seperti itu amukan rekan-rekan dan kapten Desmond di camp pelatihan. Desmond pun dibully, digebukin hingga akhirnya diajukan ke pengadilan militer karena dianggap melanggar aturan. Namun karena satu dan lain hal, akhirnya Desmond diberi kesempatan untuk terjun ke medan perang. Hingga takdir membawa Desmond ke Okinawa. Saat dimana Desmond dan rekan satu tim harus mengganti tim lain yang sudah dibantai habis oleh pasukan Jepang.

Dan perjalanan spiritual yang sesungguhnya -si pemuda lugu anti kekerasan- itu pun dimulai.

Bagi saya, Gibson adalah salah satu sutradara yang pandai bercerita. Dalam setiap filmnya, si om tidak pernah terburu-buru dan main hantamkromo. Di sepertiga awal film, saya dibiarkan menyelami sosok Desmond dan orang-orang disekitarnya. Bagaimana hubungan Desmond dengan Ayah, Ibu, kakak, juga kekasih yang dicintainya, Dorothy. Menjadiakn Hacksaw Ridge terlihat layaknya film drama yang unyu dan menggemaskan!

Fase kedua adalah ketika Desmond berada di camp penampungan. Berjumpa dengan rekan-rekan yang beraneka ragam juga sersan yang doyan marah-marah, mengingatkan saya akan film Full Metal Jacket-nya Stanley Kubrick. Dialog-dialog to the point yang tersaji  selama Desmond dibully oleh rekan-rekannya hingga masuk ke jeruji besi, menjadikan  konflik batin yang dialami Desmond semakin masuk ke relung hati saya. “Oh God, sungguh masih adakah seseorang dengan iman seperti Doss?”

Hingga sampailah saya di sepertiga akhir film, dimana Gibson mengeluarkan semua kartu AS yang dia miliki. Pertempuran di medan perang yang teramat vulgar dan penuh darah, teriakan pasukan Amerika yang terluka, hingga perjuangan Desmond yang berusaha menyelamatkan kawan dan lawannya.

Gak usah stress duluan kalau Hacksaw Ridge bakal banjir dialog-dialog serius bikin pusing pala sinchan. Saya ucapkan terima kasih sekagum-kagumnya kepada duet screenplay Robert Schenkkan – Andrew Knight yang bisa menciptakan biopic kisah nyata ini menjadi film yang renyah dan penuh gelak tawa. Dialog saat Desmond dan Smitty lagi ngumpet dari pasukan Jepang, sambil makan makanan kaleng adalah salah satu favorit saya ;). Dan apalah arti sebuah film perang tanpa cinematography, costum dan scoring yang cemerlang?Iya, Hacksaw Ridge memiliki semua poin keren itu.

Andrew Garfield is a miracle!

Percayalah, dulu saya termasuk penonton yang biasa saja dengan dedek berlesung pipi yang satu ini. Akting Andrew di The Social Network, The Amazing Spider-Man hingga 99 Homes -walau banyak yang memuji- belum sanggup membuat hati saya berdesir. Hingga akhirnya saya menyaksikan dia memerankan sosok Desmond Doss dengan begiiiiii *harus panjang i-nya* tu sempurnah.

Cara Andrew bertransformasi disepanjang film nyaris tanpa celah. Dengan muka yang lugu dan aksen Virginia yang unik campur menggemaskan, membuat saya lupa klo doi keturunan Inggris. Perhatikan segala macam ekspresi yang Andrew ciptakan di film ini, total and out of the box. Bagaimana saat Desmond jatuh cinta. Bagaimana saat Desmond merasa terasing di camp pelatihan, juga saat Desmond menjalani neraka yang sesungguhnya, ‘bertempur’ dengan pasukan Jepang di medan perang.

Dan kegemilangan Andrew di Hacksaw Ridge tak akan sempurna tanpa adanya chemistry yang amazing dengan Teresa Palmer, Vince Vaugh, Luke Bracey, Sam Worthington hingga Hugo Weaving, yang memerankan Tom Doss. Kalau biasanya saya lihat Hugo mainin karakter yang likeable, di film ini beliau memberikan penampilan yang dark dan penuh emosi sebagai Ayah Desmond. Depresinya dapet, galaunya berasa dan sedihnya nampol ke relung hati. Dua jempol, om!

Jangan risaukan suara tembakan yang memekikan telinga dan simbahan darah yang terus-menerus mengalir. Karena bagi saya, Hacksaw Ridge adalah sebuah film reliji yang sesungguhnya. Tak terbesitkan di otak saya yang dangkal ini, bisa menemukan sosok sekeren Desmond. Dia memang saklek dan teguh dengan keimanannya, namun Doss tidak pernah sedikitpun menganggap dirinya lebih suci dari orang lain. Karena misi hidupnya hanya satu, menolong orang lain.

Apapun agamamu. Tak peduli darimana asalmu. Biarlah kemanusiaan yang menyatukan kita. Right, Doss?

Tunggu sampai scene ini muncul, kemudian......menangislah (www.collider.com)
Tunggu sampai scene ini muncul, kemudian......menangislah (www.collider.com)
________

Terima kasih Mel Gibson, sudah membuat film yang bikin saya mbrebes mili nggak kelar-kelar hingga keluar bioskop dan berniat menonton untuk kedua kalinya. Kalaupun tahun depan Hollywood masih “ngambek” sama si om dan nggak ngasih Oscar, saya sudah kasih kasih duluan cinta saya seutuhnya untuk film ini... eeeaaaaa.

Buat om..tante…encang-encing…nyak babe, tolong JANGAN ajak putra-putrinya nonton bareng ya.

Btw, kyaknya saya lupa ngasih tau di awal curhat kalau Hacksaw Ridge ini diangkat dari KISAH NYATA ya? Sengaja kok, biar yang baca pada kaget. Tuh, kaget kan? Naah biar kagetnya makin afdol, sekalian intip video yang satu ini deh :)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun