Mohon tunggu...
Geutrida Malthida
Geutrida Malthida Mohon Tunggu... Administrasi - Mother of 3 cats. SJ . 嵐 . Visca el Barca.

Life is hard tabun happy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"A Copy of My Mind": Klasik, Asik, Menggelitik!

12 Februari 2016   08:11 Diperbarui: 12 Februari 2016   08:35 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Film yang penuh kejujuran dan keindahan. Magic banget! (jakarta.coconuts.co)"][/caption]

 

“Lo kalo yang mau bagus, cari yang ori lah. Bajakan kok lo protes...” –Alek–

 _____
 

Sebelumnya saya ingin mengucap syukur kepada Allah yang Maha Baik, karena nasib saya saat menonton A Copy of My Mind semalam tidak “seapes” kawan saya (kita ringkes saja namanya menjadi, Indri Permatasari) yang dua hari lalu menonton Deadpool.

Tidak ada krucil-krucil yang merusak pemandangan...ditonton kurang dari dari 15 orang...dan yang terpenting, bebas sensor dari LSF. Eurekaa!

Jangan salah, walau ini film Indonesia, seperti halnya The Revenant dan juga Deadpool, A Copy of My Mind adalah film yang tidak selayaknya ditonton oleh mereka yang masih di bawah umur. Tolong dicatet ye encang-encing nyak babe.......

Film ini berkisah tentang seorang wanita bernama Sari (Tara Basro), yang berprofesi sebagai ahli facial di sebuah salon kecantikan. Hobi Sari mirip seperti saya adalah menonton film, tepatnya film dari DVD bajakan. Dan mimpi Sari adalah memiliki Home Theater.

Kecintaannya kepada DVD bajakan inilah yang mempertemukan Sari dengan Alek (Chicco Jericho yang ternyata ganteng banget kalau lagi keringetan), seorang penerjemah subtitle DVD bajakan.

Mengalir dan apa adanya.

Itulah yang terjadi selama 115 menit saya menyaksikan A Copy of My Mind. Dimulai dengan bagaimana sosok Sari yang tidak banyak bicara namun ceplas-eplos menjalani kehidupannya sebagai single fighter di Jakarta, perkenalannya dengan Alek yang menumbuhkan benih-benih cinta diantara mereka, hingga bagaimana kepolosan Sari yang kelak akan menjadi klimaks dari film ini.......

Saya merasa begitu dekat dengan karakter yang diperankan dengan apiknya oleh mba Tara Basro. Dalam benak, saya pun berujar. Yaah ini sih gw banget pas jaman jahiliyah dulu! Doyan ke toko DVD bajakan, ngeborong macem-macem pilem…dan bibir bakal manyun tujuh senti ketika subtitle...suara...atau gambar filmnya amburadul.

Bedanya, Sari punya body dan wajah yang keceh badai biar kata lagi naik metro mini disiang yang bolong. Sementara saya, yaudalah yaa...dibilang gak bau matahari pun sudah alhamdulillah........

[caption caption="Awal mula perjumpaan Sari & Alek (twitchfilm.com)"]

[/caption]

Joko Anwar sangggup menggambarkan kota Jakarta yang cantik sekaligus busuk, dengan sangat sempurna. Gang-gang kecil di perkampungan kumuh, toko-toko DVD bajakan yang bagaikan surga bagi pelanggannya, hingga suara adzan subuh yang membangunkan kaum urban agar bergegas bergumul dengan kemacetan.

Percayalah, saya sanggup dibuat tersenyum ketika ada seekor anak kucing diatas sekotak peti telor. Senyum saya juga sanggup berubah menjadi tawa, hanya dengan sebuah dialog sederhana “Kita makan mi ayam yuk!”. Ajaib?Jelas.

Tone berat, teknik pencahayaan dan angle kamera ala-ala film Hollywood, oh please...Anda tidak akan menemukan itu di film ini. Coba, cek saja lagu yang menjadi latar keintiman Alek dan Sari yang dibawakan dengan ciamik oleh Aimee Saras feat. Bemby. Menusuk banget, men! 

Setting waktu yang dipakai, ketika perpolitikan negeri sedang panas-panasnya adalah ornamen yang lagi-lagi membuat saya sebagai penonton terhanyut kedalam realita hidup yang sebenar-benarnya. Gw setuju, Jok...Indonesia ya begini ini. K*mpr*t!

A Copy of My Mind bukanlah drama romantis menye-menye yang penuh dialog picisan.......

Kami, dua anak manusia dan saling mencintai. Itulah yang ingin disampaikan oleh Alek dan Sari. Sesederhana itu. Cinta mereka manis, penuh kejujuran dan tak terhalang nafsu. Alek jatuh cinta kepada Sari dan Sari menyambut cinta Alex dengan hati yang berbunga-bunga.

Tanpa ragu saya memberikan sepuluh jempol untuk acting dan chemistry antara Chicco juga Tara yang begitu natural dan penuh improvisasi. Pelukan, kecupan, hingga desahan nafas dari keduanya sungguh menggelitik batin walau tidak seksi. Begitulah, jatuh cinta itu memang menyenangkan.......

Tenang, saya tidak akan membocorkan bagaimana cerita cinta Alek dan Sari yang bersetting dunia politik itu akan bermuara.......

[caption caption="Manis, putis, namun tidak seksi. Pas! (bbc.com)"]

[/caption]

Tapi satu yang pasti, sekali lagi Joko Anwar sudah membuat saya menikmati karyanya dengan santai dan tanpa beban. Walau cerita dari A Copy of My Mind ini tidak “seheboh” Janji Joni (2005), Pintu Terlarang (2008) juga Modus Anomali (2012), tapi A Copy of My Mind punya warna yang membuatnya tetap sedap untuk dipandang dan rasa yang unik untuk diingat.

Film yang sudah menjajal Toronto International Film Festival ini (termasuk menjadi nominasi FFI 2015 di 7 kategori) sanggup menjelajahi alam bawah sada dan logika saya sebagai manusia. Manusia yang bodoh, (sok) idealis, nekat, namun tetap ingin merasakan yang namanya mencintai juga dicintai.

Well, A Copy of My Mind tidak hanya film yang klasik, dia juga sanggup tampil asik dan menggelitik.

_____
 

“Sebenernya kamu itu gak jauh beda sama polisi, Sar. Sama-sama nasib hidupnya susah!” –Ibu Mirna–

[caption caption="Bangga dengan film Indonesia?Pastinyaa! (dok pribadi)"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun