Mohon tunggu...
Idei Khurnia Swasti
Idei Khurnia Swasti Mohon Tunggu... Dosen - a Life Learner - Psikolog Klinis

Mental health enthusiast dengan fokus pada human well-being, social support, dan positive communication.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Latar Belakang Keluarga: Apa Pengaruhnya pada Relasi Romantis Saat Ini?

18 Januari 2022   21:15 Diperbarui: 27 Januari 2022   08:37 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Gus Moretta on Unsplash   

Tentunya orientasi yang dimiliki oleh kedua belah pihak harus selaras ya, yaitu pada pengembangan hubungan, bukan sekedar untuk alasan "agar tidak kesepian" atau "agar memiliki pasangan seksual tetap". 

Kita bisa melihat sudut pandang lainnya selain merutuki pengalaman buruk dalam keluarga. Kemudian, belajar menerapkan cara-cara baru yang lebih adaptif dalam relasi yang kita bangun dengan pasangan. Been there before... karena sebenarnya memang tidak ada keluarga yang sempurna. Yang dapat kita upayakan hanya terus belajar menjadi anggota keluarga yang fungsional, apapun peran kita saat ini. Just my two cents.

Relasi romantis dapat menjadi sarana bagi individu untuk mendapatkan dukungan dari orang terdekatnya sehingga mereka dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan mekanisme coping yang lebih positif (Kansky & Allen, 2018). Selain menyediakan sarana untuk mengeksplor dan mendapatkan pengalaman pengenalan diri, relasi romantis dapat mempengaruhi kesejahteraan dan penyesuaian perilaku (Fincham & Cui, 2011). 

Dengan demikian, berbekal pemahaman ini, individu dapat berfokus pada pengenalan dirinya, menyembuhkan trauma atau luka batin, serta melakukan re-orientasi ide-ide dan ekspektasi tentang relasi romantis yang dimiliki. 

Intinya, tidak berguna menyesali nasi yang telah menjadi bubur.

Ketika kita memutuskan untuk bertumbuh, maka kita akan mengupayakan cara-cara yang terbaik untuk mewujudkannya. Pahami betul bahwa cerita happily ever after seperti pada kisah-kisah di negeri dongeng tidak akan terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan. 

Sulit memang, namun bukan berarti mustahil, bukan?

Referensi:

  1. Anderson, J. R., Johnson, M. D., Liu, W., Zheng, F., Hardy, N. R., & Lindstrom, R. A. (2014). Young adult romantic relationships in Mainland China: Perceptions of family of origin functioning are directly and indirectly associated with relationship success. Journal of Social and Personal Relationships, 31(7), 871--887. https://doi.org/10.1177/0265407513508727
  2. Braithwaite, S. R., Raquel, D., & Fincham, Frank. (2010). Romantic relationships and the physical and mental health of college students. Personal Relationships. 17, 1 - 12.
  3. Bryant, C. M., & Conger, R. D. (2002). An intergenerational model of romantic relationship development. Dalam A. L. Vangelisti, H. T. Reis, & M. A. Fitzpatrick (Ed.), Stability and Change in Relationships. Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511499876.005
  4. Collibee, C., & Furman, W. (2015). Quality counts: Developmental shifts in associations between romantic relationship qualities and psychosocial adjustment. Child Development, 86(5), 1639--1652. https://doi.org/10.1111/cdev.12403
  5. Fincham, F. D., & Cui, M. (2011). Romantic relationships in emerging adulthood. Cambridge University Press.
  6. Himawan, K. K. (2017). Jealousy and relationship satisfaction among Indonesian dating adults. PsyCh Journal, 6(4), 328--329. doi:10.1002/pchj.195.
  7. Henderson, D. A., & Thompson, C. L. (2016). Counseling children (9th edition). Cengage Learning.
  8. Jerves, E., Rober, P., & Enzlin, P. (2013). Characteristics of romantic relationships during adolescence: A review of Anglo-western literature. MASKANA, 4(2), 21--34. https://doi.org/10.18537/mskn.04.02.02
  9. Kansky, J., & Allen, J. P. (2018). Long-term risks and possible benefits associated with late adolescent romantic relationship quality. Journal of Youth and Adolescence, 47(7), 1531--1544. https://doi.org/10.1007/s10964-018-0813-x
  10. Masarik, A., Conger, R., Donnelian, M., & Stallings, M. (2014). For better and for worse: Genes and parenting interact to predict future behavior in romantic relationships. Journal of Family Psychology, 28(3).
  11. Ozen, D. S. (2004). The impact of interparental divorce on adult attachment styles and perceived parenting styles of adolescents: Study in turkey. Journal of Divorce & Remarriage, 40(1--2), 129--149. https://doi.org/10.1300/J087v40n01_09

Website

  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/07/inilah-10-provinsi-dengan-penduduk-berstatus-cerai-hidup-terbanyak
  2. https://www.kominfo.go.id/content/detail/29233/disinformasi-angka-perceraian-melonjak-drastis-selama-pandemi-covid-19/0/laporan_isu_hoaks  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun