Memang sih, tidak mungkin sekali kenalan di dating sites terus langsung berkomitmen menjalin relasi romantis, tetapi setidaknya perkenalan yang genuine dan dapat dipercaya, merupakan awalan yang baik untuk sebuah relasi ke depannya, bukan begitu?Â
Nah ini, peran kemampuan interpersonal menjadi penting untuk ditengok kembali. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pengalaman bersama orang tua membuat anak-anak belajar kemampuan interpersonal yang nantinya dapat meningkatkan atau menghambat hubungan romantis saat dewasa (Masarik, Conger, Donnelian, & Stallings, 2014).Â
Tapi, saya tidak akan membahas peran pengalaman masa lalu dalam tulisan ini. Sekarang kita kembali ke fokus bahasan kita, yaitu kecemasan sosial dan relasi romantis.Â
Kecemasan ini, tadi sudah saya singgung, akan mendorong individu untuk melakukan mekanisme pengelolaan diri yang berpeluang melemahkan hubungan.Â
Kecemasan sosial dapat menjadi faktor rendahnya kualitas hubungan (Monk, Vennum, Ogolsky, & Fincham, 2014). Ketika kualitas hubungan rendah, pasangan akan menemui kesulitan untuk membangun hubungan jangka panjang yang mutual.Â
Tantangan bagi pengguna dating sites adalah untuk mulai menampilkan diri mereka secara tulus, jika memang hendak mensubstitusi pencarian pasangan melalui situs tersebut.Â
Kalau tujuannya hanya untuk mendapatkan partner untuk one-night-stand, tentunya ceritanya akan beda lagi. Ya kan?
Baik melalui online dating sites (yang diasumsikan lebih aman untuk individu yang mengalami kecemasan sosial) atau melalui pertemuan pencarian jodoh secara konvensional (yang diasumsikan "lebih seram" karena langsung berhadapan dengan sumber kecemasan), relasi romantis akan tetap mengarah pada interaksi yang tulus, hangat, dan suportif dari kedua belah pihak.Â
Dengan demikian, mengenali kondisi kecemasan yang dialami, bersedia terbuka untuk membahasnya (bisa dengan profesional atau orang terpercaya), dan berkeyakinan untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik merupakan awal yang bagus untuk memulai sebuah relasi romantis.Â
Agaknya, saya sepakat dengan quote "pasangan yang tepat akan menerima kita apa adanya".Â
Jika belum menemukan yang tepat, ya nggak papa.. lanjutkan proses pengembangan diri dan tentunya proses pencarian si jantung hati :)