Mohon tunggu...
Idea Innata Aswari
Idea Innata Aswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Ekonomi Pembangunan Indonesia

25 Mei 2024   19:46 Diperbarui: 25 Mei 2024   19:55 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tujuan Visi Indonesia Emas 2045 adalah untuk menjadi negara berpendapatan tinggi. Untuk mencapainya, pemerintah terus berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-7%. Pemerintah melakukan transformasi ekonomi dengan mengoptimalkan infrastruktur, mempercepat transisi ke energi terbarukan, membangun infrastruktur digital untuk pertumbuhan ekonomi, melindungi dan meningkatkan ekonomi di pantai utara Jawa, dan meningkatkan kemandirian lokal. Dari Januari hingga Maret 2024, enam belas infrastruktur transportasi telah dibuka. Ini termasuk delapan terminal, tiga jembatan, dua jalan, dan tiga stasiun kereta api. Selain itu, Kemenhub berkonsentrasi pada perencanaan dan pengembangan Ibu Kota Negara (IKN), pelaksanaan program pro kerakyatan, keberlanjutan program multi tahun kontrak (MYC), pemenuhan prioritas nasional (PN) dan proyek strategis nasional (PSN).

Pemerintah juga mengembangkan program infrastruktur nonfisik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Program ini memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang cukup untuk menyediakan infrastruktur melalui program vokasi dan sertifikasi. Selain itu, pemerintah juga mengubah institusinya dengan membentuk dan memperkuat lembaga untuk mempercepat infrastruktur. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan ketahanan ekonomi, dengan pertumbuhan terkini pada triwulan I-2024 sebesar 5,11% (yoy), yang diikuti dengan tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain sebesar 3,05%. Pemerintah terus berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-7% untuk mencapai targetnya sebagai negara dengan pendapatan tinggi.

Pengaruh Investasi dan Perekonomian Digital

Dalam menggerakkan ekonomi Indonesia, investasi dan industri digital telah memainkan peran yang penting. Investasi dalam ekonomi digital Indonesia telah meningkat dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Itu mencapai 49,3 triliun pada 2019 dan 47,85 triliun pada 2020, dan akan mencapai 71,05 triliun pada triwulan III-2021. Perkembangan e-dagang yang semakin meningkat bersama dengan adanya enabler yang mendukung pertumbuhan investasi digital menyebabkan peningkatan investasi ini. Perubahan dalam perilaku masyarakat yang lebih suka menggunakan platform digital di berbagai sektor juga mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Hasil studi oleh Google, Temasek, Bain & Company pada tahun 2021 menunjukkan bahwa investasi ekonomi digital di Indonesia akan mencapai 4,7 miliar USD pada Q1-2021, melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir. Ini membuat Indonesia menjadi tujuan investasi yang paling populer di Asia.

Investasi digital diharapkan dapat meningkatkan kemampuan infrastruktur telekomunikasi Indonesia dan meningkatkan akses internet murah. Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Indonesia masih membutuhkan investasi di sektor digital untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital dan meningkatkan kualitas internet negara, yang masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia Pasifik. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah telah menyusun rencana pengembangan ekonomi digital 2021--2030. Rencana ini akan membantu mewujudkan visi menjadi kekuatan ekonomi digital yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang terintegrasi, terhubung, dan berkelanjutan. Investasi digital di Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri digital, seperti e-commerce, dengan nilai transaksi mencapai Rp401,25 Triliun pada tahun 2021 dan meningkatkan jumlah start-up yang tumbuh menjadi decacorn pertama Indonesia. Diharapkan IPO GoTo akan menarik investor ritel baru, terutama remaja, untuk berinvestasi di pasar modal dan menjadi bagian dari pertumbuhan industri digital yang cepat.

Stabilitas Makroekonomi Indonesia

Stabilitas makroekonomi Indonesia sangat penting karena pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan dipengaruhi oleh stabilitas makroekonomi. Beberapa faktor, seperti tingkat bunga, harga, dan pertumbuhan ekonomi, dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi Indonesia. Analisis hubungan antara faktor makroekonomi ini sangat penting untuk menentukan kebijakan yang tepat yang dibuat oleh otoritas moneter dan pemerintah. Konsumsi yang stabil dan cadangan devisa yang memadai telah memastikan stabilitas makroekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi enam bulan ke depan menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi masih ada. Selain itu, dinilai bahwa cadangan devisa Indonesia yang memadai sebesar 144 miliar dolar AS mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas sistem keuangan dan makroekonomi.

Namun, krisis global, kesalahan manajemen, dan kurangnya produksi adalah beberapa hal yang dapat mengganggu stabilitas makroekonomi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk menjaga stabilitas perbankan dan mengantisipasi efek negatif dari elemen-elemen tersebut. Bank Indonesia telah meningkatkan pendalaman pasar uang dalam beberapa tahun terakhir dengan meluncurkan instrumen baru dengan rate menarik seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Oleh karena itu, peluang untuk menarik kembali investasi asing dapat berlanjut dan membantu stabilitas makroekonomi Indonesia.

Ekonomi pembangunan Indonesia sangat dipengaruhi oleh stabilitas makroekonominya. Kondisi keuangan yang stabil dan konsisten, termasuk keseimbangan anggaran pemerintah, tingkat penghematan nasional, tingkat inflasi, dan tingkat utang pemerintah, disebut stabilitas makroekonomi. Kondisi ini sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Menurut Laporan Daya Saing Global 2016-2017, stabilitas makroekonomi Indonesia pada tahun 2016-2017 masih di bawah beberapa negara ASEAN. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan untuk meningkatkan stabilitas makroekonomi. 

Pemerintah Indonesia harus memperhatikan peningkatan kualitas infrastruktur, investasi, dan daya beli masyarakat jika mereka ingin meningkatkan stabilitas makroekonomi. Infrastruktur yang baik tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui konektivitas yang lebih baik, tetapi juga menarik investasi dalam dan luar negeri. Peningkatan daya beli masyarakat juga penting untuk meningkatkan permintaan domestik, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus berkonsentrasi pada pengembangan sektor-sektor strategis seperti industri manufaktur dan pertanian untuk mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini melibatkan investasi dalam infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri tersebut. Selain itu, bekerja sama dengan lembaga keuangan, termasuk Bank Indonesia, sangat penting untuk mengatur kebijakan moneter yang tepat untuk mengatasi permasalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun