Mohon tunggu...
Idea Innata Aswari
Idea Innata Aswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Ekonomi Pembangunan Indonesia

25 Mei 2024   19:46 Diperbarui: 25 Mei 2024   19:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama tahun 2023 dan awal 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah menunjukkan kinerja yang stabil dan tangguh. Menurut data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 akan mencapai tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak tahun 2015. Kinerja ini menunjukkan bahwa Indonesia masih mampu menunjukkan daya tahan, potensi pasar domestik, dan kepercayaan investor meskipun menghadapi tantangan global.Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 telah menunjukkan kinerja yang baik; secara kumulatif, pertumbuhan mencapai 5,05% pada triwulan ketiga tahun 2023. Peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi merupakan penghalang utama pertumbuhan ini. Komponen terbesar dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, konsumsi rumah tangga, tumbuh 4,82% pada tahun 2023. Konsumsi rumah tangga meningkat karena peningkatan upah minimum dan bantuan sosial pemerintah.

Indonesia telah menunjukkan kekuatan dalam menghadapi tantangan ekonomi global dengan menghadapi tekanan sebagai hasil dari moderasi harga komoditas. Dalam triwulan ketiga tahun 2023, harga gas turun 38,8% (ytd), minyak mentah turun 10,3% (ytd), minyak sawit turun 12,3% (ytd), dan batu bara turun 63,8% (ytd). Akibatnya, ekspor tumbuh tipis 1,1% (ytd), dan impor turun -2,0% (ytd). Meskipun sektor produksi juga berkembang pesat, bidang yang paling berkembang adalah infokom, transportasi, dan makanan dan minuman. Pemerintah Indonesia telah melakukan hal-hal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti meningkatkan investasi dan konsumsi. Presiden Joko Widodo telah mengungkapkan optimisme tentang keadaan ekonomi Indonesia, yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,11 persen pada triwulan pertama tahun 2024, dan menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berkembang secara makro.

Untuk menilai kontribusi sektor-sektor kunci dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, tiga sektor utama yaitu  industri, pertanian, dan jasa dianggap sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Pertama, industri terutama industri konstruksi dan pengolahan menjadi bagian penting dari ekonomi Indonesia. Salah satu contoh nyata di mana pertumbuhan ekonomi kota Batam sangat dibantu oleh industri. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada tahun 2021 sebagian besar didorong oleh industri. Kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Riau pada tahun yang sama mencapai 6,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, industri pengolahan juga membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas lapangan kerja. Industri adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia karena menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian.

Kedua, pertanian menjadi sektor penting yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pertanian telah berkembang pesat, terutama di Maluku dan Papua, mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 10,09 persen pada tahun 2021. Sektor pertanian dan pertambangan di kedua wilayah tersebut berkontribusi pada pertumbuhan ini. Selain itu, peningkatan harga komoditas juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah tersebut. Maka dari itu, sektor pertanian dan sektor pertambangan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketiga, sektor jasa menjadi sektor lain yang memberikan kontribusi penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam analisis input-output, sektor jasa diidentifikasi sebagai salah satu sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia. Sektor jasa ini mencakup berbagai industri, termasuk perdagangan, industri kimia, industri pupuk dan pestisida, bangunan, industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik, industri makanan lainnya, angkutan darat, listrik, gas, dan air bersih, industri barang karet dan plastik, peternakan, serta industri kertas. Kontribusi sektor jasa ini tidak hanya terbatas pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia, kemiskinan dan kesenjangan sosial masih menjadi masalah yang sangat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Ketidakmampuan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak disebut kemiskinan. Kesenjangan sosial adalah ketidakseimbangan kondisi sosio-ekonomi yang terjadi dalam masyarakat dan menyebabkan perbedaan yang signifikan antara kelompok masyarakat tertentu. Pemerintah telah mengembangkan rencana untuk memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Program perlindungan sosial dan pemerataan pendapatan masyarakat adalah salah satu strategi utama. Program Keluarga Harapan (PKH), Beras Sejahtera, Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), Komunitas Adat Terpencil (KAT), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah beberapa contoh dari program-program ini. Program ini bertujuan untuk menurunkan beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) dalam jangka pendek dan jangka panjang, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari kemiskinan.

Selain itu, pemerintah telah melakukan evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan dalam upaya mengatasi kemiskinan dan kesenjangan. Dalam evaluasi ini, sasaran ditetapkan dan data digunakan untuk menentukan sasaran; peran pemerintah daerah, masyarakat umum, dan penerima sasaran program; dan implementasi program di tingkat pemerintah dan masyarakat. Kemiskinan di Indonesia telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat kemiskinan Indonesia pada tahun 2017 mencapai titik terendah sebesar 10,12%, yang merupakan titik terendah selama hampir dua dekade, menurut rilis data BPS per September 2017. Persentase penduduk miskin Indonesia turun 0,58% per tahun. Namun, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi agar tujuan pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial dapat dicapai dengan cara yang lebih efisien dan optimal.

Peran Infrastruktur dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia sangat dibantu oleh infrastruktur. Di Indonesia, ada tiga kerangka utama pembangunan infrastruktur: Infrastruktur Pelayanan Dasar, Infrastruktur Ekonomi, dan Infrastruktur Perkotaan. Selain itu, pembangunan energi dan ketenagalistrikan serta implementasi transformasi digital telah menjadi fokus utama. Pemerintah Indonesia telah mengembangkan program infrastruktur nonfisik untuk memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang cukup untuk menyediakan infrastruktur melalui program vokasi dan sertifikasi. Selain itu, pemerintah telah membentuk dan meningkatkan fungsi beberapa lembaga yang berfokus pada percepatan infrastruktur, seperti Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN); PT Sarana Multi Infrastruktur; PT Finansial Infrastruktur Indonesia; PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia; dan KPPIP.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan penting, seperti pemenuhan layanan dasar yang diperlukan; perluasan akses terhadap perumahan yang layak, aman, dan terjangkau; dan ketersediaan air minum dan sanitasi berkualitas tinggi, yang akan memainkan peran penting dalam menjamin kehidupan yang sehat dan produktif bagi masyarakat. Dalam APBN 2024, pemerintah Indonesia telah menyiapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp422,7 triliun, naik 5,8% dari proyeksi realisasinya sebesar Rp399,6 triliun pada tahun sebelumnya. Pengeluaran ini dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berfungsi sebagai penggerak ekonomi, terutama yang berkaitan dengan transportasi dan konektivitas, energi dan ketenagalistrikan, serta penyediaan sarana pertanian untuk mendukung ketahanan pangan.

Salah satu tujuan Visi Indonesia Emas 2045 adalah untuk menjadi negara berpendapatan tinggi. Untuk mencapainya, pemerintah terus berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-7%. Pemerintah melakukan transformasi ekonomi dengan mengoptimalkan infrastruktur, mempercepat transisi ke energi terbarukan, membangun infrastruktur digital untuk pertumbuhan ekonomi, melindungi dan meningkatkan ekonomi di pantai utara Jawa, dan meningkatkan kemandirian lokal. Dari Januari hingga Maret 2024, enam belas infrastruktur transportasi telah dibuka. Ini termasuk delapan terminal, tiga jembatan, dua jalan, dan tiga stasiun kereta api. Selain itu, Kemenhub berkonsentrasi pada perencanaan dan pengembangan Ibu Kota Negara (IKN), pelaksanaan program pro kerakyatan, keberlanjutan program multi tahun kontrak (MYC), pemenuhan prioritas nasional (PN) dan proyek strategis nasional (PSN).

Pemerintah juga mengembangkan program infrastruktur nonfisik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Program ini memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang cukup untuk menyediakan infrastruktur melalui program vokasi dan sertifikasi. Selain itu, pemerintah juga mengubah institusinya dengan membentuk dan memperkuat lembaga untuk mempercepat infrastruktur. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan ketahanan ekonomi, dengan pertumbuhan terkini pada triwulan I-2024 sebesar 5,11% (yoy), yang diikuti dengan tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain sebesar 3,05%. Pemerintah terus berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-7% untuk mencapai targetnya sebagai negara dengan pendapatan tinggi.

Pengaruh Investasi dan Perekonomian Digital

Dalam menggerakkan ekonomi Indonesia, investasi dan industri digital telah memainkan peran yang penting. Investasi dalam ekonomi digital Indonesia telah meningkat dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Itu mencapai 49,3 triliun pada 2019 dan 47,85 triliun pada 2020, dan akan mencapai 71,05 triliun pada triwulan III-2021. Perkembangan e-dagang yang semakin meningkat bersama dengan adanya enabler yang mendukung pertumbuhan investasi digital menyebabkan peningkatan investasi ini. Perubahan dalam perilaku masyarakat yang lebih suka menggunakan platform digital di berbagai sektor juga mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Hasil studi oleh Google, Temasek, Bain & Company pada tahun 2021 menunjukkan bahwa investasi ekonomi digital di Indonesia akan mencapai 4,7 miliar USD pada Q1-2021, melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir. Ini membuat Indonesia menjadi tujuan investasi yang paling populer di Asia.

Investasi digital diharapkan dapat meningkatkan kemampuan infrastruktur telekomunikasi Indonesia dan meningkatkan akses internet murah. Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Indonesia masih membutuhkan investasi di sektor digital untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital dan meningkatkan kualitas internet negara, yang masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asia Pasifik. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah telah menyusun rencana pengembangan ekonomi digital 2021--2030. Rencana ini akan membantu mewujudkan visi menjadi kekuatan ekonomi digital yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang terintegrasi, terhubung, dan berkelanjutan. Investasi digital di Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri digital, seperti e-commerce, dengan nilai transaksi mencapai Rp401,25 Triliun pada tahun 2021 dan meningkatkan jumlah start-up yang tumbuh menjadi decacorn pertama Indonesia. Diharapkan IPO GoTo akan menarik investor ritel baru, terutama remaja, untuk berinvestasi di pasar modal dan menjadi bagian dari pertumbuhan industri digital yang cepat.

Stabilitas Makroekonomi Indonesia

Stabilitas makroekonomi Indonesia sangat penting karena pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan dipengaruhi oleh stabilitas makroekonomi. Beberapa faktor, seperti tingkat bunga, harga, dan pertumbuhan ekonomi, dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi Indonesia. Analisis hubungan antara faktor makroekonomi ini sangat penting untuk menentukan kebijakan yang tepat yang dibuat oleh otoritas moneter dan pemerintah. Konsumsi yang stabil dan cadangan devisa yang memadai telah memastikan stabilitas makroekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi enam bulan ke depan menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi masih ada. Selain itu, dinilai bahwa cadangan devisa Indonesia yang memadai sebesar 144 miliar dolar AS mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas sistem keuangan dan makroekonomi.

Namun, krisis global, kesalahan manajemen, dan kurangnya produksi adalah beberapa hal yang dapat mengganggu stabilitas makroekonomi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk menjaga stabilitas perbankan dan mengantisipasi efek negatif dari elemen-elemen tersebut. Bank Indonesia telah meningkatkan pendalaman pasar uang dalam beberapa tahun terakhir dengan meluncurkan instrumen baru dengan rate menarik seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Oleh karena itu, peluang untuk menarik kembali investasi asing dapat berlanjut dan membantu stabilitas makroekonomi Indonesia.

Ekonomi pembangunan Indonesia sangat dipengaruhi oleh stabilitas makroekonominya. Kondisi keuangan yang stabil dan konsisten, termasuk keseimbangan anggaran pemerintah, tingkat penghematan nasional, tingkat inflasi, dan tingkat utang pemerintah, disebut stabilitas makroekonomi. Kondisi ini sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Menurut Laporan Daya Saing Global 2016-2017, stabilitas makroekonomi Indonesia pada tahun 2016-2017 masih di bawah beberapa negara ASEAN. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan untuk meningkatkan stabilitas makroekonomi. 

Pemerintah Indonesia harus memperhatikan peningkatan kualitas infrastruktur, investasi, dan daya beli masyarakat jika mereka ingin meningkatkan stabilitas makroekonomi. Infrastruktur yang baik tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui konektivitas yang lebih baik, tetapi juga menarik investasi dalam dan luar negeri. Peningkatan daya beli masyarakat juga penting untuk meningkatkan permintaan domestik, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus berkonsentrasi pada pengembangan sektor-sektor strategis seperti industri manufaktur dan pertanian untuk mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini melibatkan investasi dalam infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri tersebut. Selain itu, bekerja sama dengan lembaga keuangan, termasuk Bank Indonesia, sangat penting untuk mengatur kebijakan moneter yang tepat untuk mengatasi permasalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun