2. Gunakan kesempatan trial class. Cukup banyak sekolah yang menawarkan program coba kelas ini di mana anak dan orangtua bisa mengikuti sesi simulasi proses pembelajaran dalam kurun waktu yang ditentukan. Biasanya trial class diadakan sebelum proses pendaftaran tuntas dilakukan dan tidak mengikat.Â
3. Jika pihak sekolah mengadakan sesi wawancara bagi calon pendaftar, gunakan sesi tersebut untuk mewawancarai staf sekolah yang menemui kita. Gali sebanyak mungkin informasi, kesan dan wawasan dari perwakilan sekolah. Apa dan bagaimana kesiapan sekolah dalam masa-masa musibah non-bencana alam, seperti Covid-19. Apa dan bagaimana prosedur kewaspadaan bencana, seperti gempa bumi dan kebakaran, dan lain-lain. Jadilah cerewet di awal daripada harus sering mengajukan complain di kemudian hari.
4. Jangan lewati school tour, di mana anda bisa melihat semua fasilitas yang akan dimanfaatkan anak selama bersekolah. Fasilitas perpustakaan berikut jadwal kunjung dan pinjam bukunya. Fasilitas olahraga berikut jadwal mingguan dan dan tempat ganti pakaian. Tempat makan siang (jika anak menghabiskan waktu makan siang di sekolah) dan pilihan penyedia catering.Â
Fasilitas antar-jemput dan lain-lain. Bagi anak saya, fasilitas nomor satu yang harus dipastikan kenyamanannya adalah toilet dan kelengkapan persiapannya, misalnya, toliet duduk atau jongkok yang user-friendly bagi anak-anak usia dini yang ukuran fisiknya tentu berbeda dengan anak pada jenjang yang lebih tinggi. Kenyamanan menggunakan toilet menjadi faktor tak kalah penting dalam membangun kenyamanan untuk membuat anak merasa betah di sekolah. Toiet juga bisa menjadi cerminan manajemen sekolah yang sangat dasar. Bagaimana sekolah merawat toiletnya memberi gambaran seberapa detail dan peduli mereka terhadap perkembangan anak didik.
5. Sesuaikan kemampuan finansial dengan biaya yang dibutuhkan anak. Hitung semua kewajiban administratif, pungutan rutin ataupun sumbangan. Hitung juga biaya transportasi, uang saku, uang makan siang, uang buku dan segala macam biaya yang timbul dari bergabungnya anda ke dalam komunitas orangtua murid. Hitung seberapa siap dan rela anda mengeluarkan sejumlah biaya dengan output yang akan diterima anda sekeluarga dalam wujud anak yang tumbung dan berkembang selaras dengan visi dan misi pendidikan yang anda tetapkan.
Ssttt... tips nomor 6 berikut ini khusus bagi orangtua yang suka nongkrong di sekolah.Â
Ada kalanya, karena satu dan lain hal, ibu atau bapak harus tinggal beberapa waktu di sekolah untuk menunggu anak selesai jam belajarnya.  Keluarga saya suka sekolah yang, selain memiliki kantin yang dijamin oleh sekolah, juga menjadi tempat yang menarik pedagang di sekitarnya, baik itu dalam wujud kantin pinggir jalan atau abang-abang bergerobak. Menunggu anak bubar sekolah sambil makan pempek/empek-empek SD, siomay, batagor atau menyeruput es doger  itu nikmat, tauuu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H