2. Batang singkong yang muda juga akan diolah menjadi produk yang baru.
3. Singkong sisa bekas parutan dikelola kembali dengan tahapan diiris, dijemur, kemudian diolah menjadi tape. Tape biasanya dibuat jika ada hajatan.
- Tradisi
Ada pantang saat menanam dan memanen singkong dan ada upacara adatnya. 2017 masyarakat Cirendeu mengkondisikan rasi singkong yang terbuat dari singkong sarikil yang mengandung tinggi racun. Kemudian terjadi perubahan jenis singkong. Perubahan jenis singkong dikarenakan gagal panen. Pada saat proses pemerasan (1:6), 1 singkong 6 air. Hasil pemerasan
1. Paling bawah dijadikan kanji
2. Bagian tengah diolah menjadi kerupuk
3. Bagian atas diolah menjadi rasi.
Alat penumbuk disebut cublek. Dari proses numbuk itu timbullah seni gondang. Masyarakat Cirendeu khususnya masyarakat adat, mereka diharuskan mengkonsumsi rasi yang terbuat dari singkong, jika mereka melanggarnya akan ada sanksi yang diberikan berupa sanksi sosial.
Dalam pernikahan Sunda wiwitan ataupun masyarakat adat kampung Cirendeu  mereka dilarang untuk bercerai dan berpoligami. Setelah hari H pernikahan mereka tidak diperbolehkan berhubungan suami istri dengan jangka waktu yang dipilih mereka, yaitu 3 hari, 7 hari, bahkan 1 bulan.
- Pendidikan
Masyarakat adat Cirendeu tidak menolak modernisasi. Mereka tetap bersekolah bahkan hingga sarjana, hal ini yang membuatnya berbeda dengan suku baduy. Masyarakat Cirendeu juga tidak melarang untuk melakukan pernikahan dengan orang di luar Cirendeu, kecuali dengan masyarakat asing. Kenapa? Karena ditakutkannya membawa perubahan dalam adat masyarakat Cirendeu.
- Keagamaan
Masyarakat Cirendeu memiliki 3 agama. Mayoritas Islam, minoritas Katolik yang hanya 1 KK, kemudian agama Sunda wiwitan yang menjadi kepercayaan masyarakat Cirendeu. Terdapat 65 KK yang beragama Sunda wiwitan.
- Ekonomi
Masyarakat cirendeu diwajibkan untuk bertani, meskipun mereka memiliki pekerjaan di luar itu, mereka tetap harus bertani. Bertani merupakan hal yang diajarkan oleh bebuyutan mereka.
Ada beberapa pantang larang jika ingin naik ke tanah yang dianggap sebagai bebuyutan masyarakat cirendeu, yaitu:
1. Menggunakan pakaian berwarna merah, karena sering sekali terjadi kesurupan yang menjadi sasaran adalah orang yang mengenakan pakaian berwarna merah.
2. Sedang Berhalangan/ menstruasi, karena dianggap dalam keadaan tidak bersih.
3. Menggunakan alas kaki, karena tanah tersebut dianggap bebuyutan mereka, sehingga jika mengenakan alas kaki dianggap kurang sopan.