TAHURA Kota Bandung
Goa JepangSaat kami sampai di Goa Jepang, banyak orang menyewakan senter karena kondisi gelap di dalam goa. Dengan kisaran biaya penyewaan Rp 5.000,00/ senter. Goa ini merupakan peninggalan sejarah Jepang yang dahulu digunakan sebagai tempat persembunyian dan penyimpanan amunisi.
Terdiri dari beberapa lorong, goa ini memberikan pengalaman alamiah dengan dinding batu dan kelelawar bergelantungan di atasnya. Setelah mengeksplorasi Goa Jepang, kami melanjutkan perjalanan menuju Goa Belanda yang tampak lebih teratur dengan gerbang dan dinding lorong yang sudah dilapisi semen. Goa Belanda ini memiliki sejarah sebagai pusat telekomunikasi, kegiatan militer, dan menjadi PLTA pertama di Indonesia.
Goa Belanda TAHURA Kota Bandung
Setelah meninggalkan Goa Belanda, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju penangkaran rusa. Setelah beberapa jam, kami tiba di lokasi dengan bantuan papan penunjuk. Selama perjalanan menuju penangkaran rusa, kami melewati beberapa bendungan dan merasakan angin sejuk yang menyenangkan. Namun, ketika sampai di Penangkaran Rusa, saya merasa sedikit kecewa karena jumlah rusa yang terbatas, meskipun hal itu tidak mengurangi kesenangan perjalanan kami. Kami tetap menikmati waktu bermain dengan rusa dan memberi mereka makan dengan tarif Rp 5000,00/ porsi makanannya.
Penangkaran Rusa TAHURA Kota Bandung
Kami menghabiskan waktu di penangkaran rusa dan kemudian kami berencana untuk mengunjungi batu batik. Setelah selesai di batu batik, kami memilih untuk pulang karena waktu dan tenaga yang tidak memungkinkan untuk melihat keindahan objek wisata lainnya. Untuk menambah keseruan, kami memilih untuk kembali ke goa Belanda yang akan membawa kami ke pintu keluar. Di sini dosen kami punya challenge untuk kami yaitu melewati Goa Belanda tanpa cahaya sedikitpun dan memilih teman untuk melewatinya bersama, challenge ini untuk menguji telepati kita dengan teman yang kita pilih.
Batu Batik TAHURA Kota Bandung
Ternyata bukan hanya telepati dengan teman saja yang saya dapatkan, namun juga saya dapat mengetahui bagaimana hebatnya orang-orang dulu dapat berjalan dalam situasi seperti itu, bagaimana mereka mendirikan tempat yang seawet itu dengan bahan yang seadanya, bagaimana mereka bercengkrama satu sama lain padahal mereka belum tentu saling mengenal karena keterbatasan penerang pada zaman dulu.