Besar tabungan yang di jamin oleh LPS adalah dua milyar rupiah per nasabah per bank. Â Tidak hanya tabungan biasa yang dijamin LPS, deposito dan giro pun turut ditanggung. Â Namun untuk dapat dijamin simpanannya ada tiga syarat yang harus dipenuhi nasabah, syarat yang biasa disingkat 3T itu adalah:
- Tercatat dalam pembukuan bank
- Tingkat suku bunga bank tidak melebihi yang ditetapkan LPS yaitu 6,25%
- Tidak melakukan perbuatan yang merugikan bank (kredit macet misalnya)
Oya, khusus untuk bank syariah syaratnya hanya 2T karena bank syariah tidak menetapkan suku bunga tetapi bagi hasil. Â Lama penggantian uang kepada nasabah yang bank nya bermasalah adalah 90 hari sejak dilakukan proses rekonsiliasi dan verifikasi terhadap simpanan nasabah. Pak Tedi pun menambahkan bahwa dengan dijaminnya uang nasabah di bank tidak ada lagi ada alasan untuk tidak menabung di bank. Dengan menabung di bank secara tidak langsung melakukan pencatatan uang yang masuk dan keluar. Â Â Menyimpan uang di bank juga agar terhindar dari pencurian, kebakaran, atau dimakan binatang misalnya. Â Menabung di bank juga membantu pengusaha lain yang membutuhkan dana melalui pinjaman dari bank.
Berawal dari modal Rp 300.000 dilanjutkan tambahan modal 3,5 juta rupiah pinjaman dari orang tuanya, kini usahanya telah beromzet 60 juta per bulan per dapur... hmmm.. dapur nya bukan hanya di Bandung, sudah ada yang di Jakarta juga lho...Bahkan yang di Jakarta sudah jauh lebih rapi, bisa ditinggal tanpa harus ia berada di sana, sudah terbentuk sistem perusahaan dengan baik rupanya. Â Keren ya...Â
Meski bisnis di bidang kue brownies sudah banyak yang melakukannya namun yang menyasar dunia maya masih sedikit rupanya. Terbukti dengan Dapur Gladies yang harganya premium berkisar dari Rp 70.000 - Rp 150.000,00 tetapi bisnisnya berkembang dengan pesat, per hari rata-rata ia menjual 120 pack. Luar biasanya harganya padahal di atas harga brownies terkenal lainnya, tetapi bisa laku keras seperti itu.
Ada banyak ilmu yang bisa saya timba dari Mba Gladies, diantaranya keuletan, kreativitas, memanfaatkan jejaring di dunia maya, disiplin dan tentu saja kemampuan memenej finansial perusahaan dengan baik. Â Sekecil apa pun nominalnya, pengeluaran dan penerimaan tercatat dengan baik. Â Disiplin memisahkan uang perusahaan dan uang rumah tangga, ia tidak mengambil keuntungan dari usahanya selama setahun. Pendapatannya ia peroleh dengan menggaji dirinya sendiri, sementara sisa dari biaya operasional ia simpan di bank dan dengan tambahan pinjaman modal dari orang tuanya sebesar Rp 3,5 juta rupiah terbelilah oven keren dambaannya sebagai modal memberbesar kapasitas usahanya. Â Lagi-lagi saya terinspirasi... :)
Menggunakan jasa perbankan untuk bisnisnya mulai dari pembayaran ke supplier, penerimaan dari konsumen via online sampai dengan pembayaran gaji pegawai bagi Mba Gladies sangat menguntungkan. Â Dengan melalui perbankan secara tidak langsung ia telah mencatat proses penerimaan dan pengeluaran yang tentu saja membantu proses pencatatan manualnya. Â Selain itu dengan melakukan transaksi melalui perbankan ia merasa itu sangat membantu karena prosesnya jauh lebih mudah, hemat, cepat, aman dan tentu saja mudah untuk ditelusuri.
PR besar saya nih, melakukan transaksi via perbankan, pernah sih tapi berasa ribet karena dulu waktu saya melakukannya semua harus pulang pergi ke bank, jadi terhenti karena merasa ribet, dan itu saya lakukan sendiri. Â Padahal proses melalui perbankan itu terasa betul manfaatnya, hal ini terjadi di penerimaan dan pengeluaran uang dari hasil ngeblog. Â Walau ada beberapa juga yang langsung tunai, tapi penerimaan transfer melalui bank lebih sering terjadi. Â Hal itu sangat memudahkan ternyata. Â Ketika mencatatnya secara manual saya bisa menelusurinya di rekening bank kemudian ditambahkan penerimaan secara tunai.
Banyak sekali ilmu yang didapat di acara Kompasiana Nangkring ini, Â membuat saya jadi bertekad dan bersemangat untuk memperbaiki bisnis laundry saya. Â Terinspirasi oleh Mba Gladies yang mengawali usahanya dengan penuh tangis dan lelah, tapi kini tinggal menikmati hasilnya. Ia tinggal mempertahankan para pelanggan yang sudah loyal plus tentu saja terus promo agar usahanya terus berkembang lebih maju lagi.Â
Jadi teringat dengan bisnis laundry saya yang saya awali juga dengan banyak tangisan dan rasa lelah yang kemudian pernah berkembang lebih maju sampai memiliki banyak karyawan. Â Tapi karena kesalahan tidak memisahkan keuangan perusahaan dan rumah tangga sekarang malah maju di tempat. Â Sayang sekali kalau semua itu diakhiri, padahal sudah mengenal seluk beluknya cukup dalam. Semoga setelah semua ini ... menjadi jauh lebih baik lagi. Â Terima kasih Kompasiana Nangkring sudah membuat acara penuh manfaat seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H