Walaupun saya tinggal di komplek sudah sangat lama tetapi saya tidak begitu mengenal lingkungan komplek saya.
Tetapi, sejak saya jalan pagi, saya baru tahu ada seorang ibu yang berjualan lontong, nasi gemuk dan burgo (makanan khas Palembang yang terbuat dari tepung beras) dengan mengendarai motor.
Saya juga baru tahu ada seorang ibu pemulung yang mulai memulung di sampah-sampah komplek mulai pukul 05.30 wib.
Dan saya pun baru tahu beberapa rumah di komplek yang berjualan di depan rumah, ada yang berjualan gado-gado, pempek dan tekwan, berjualan makanan untuk sarapan.
Saya juga mulai hapal dengan aktivitas pagi hari beberapa warga komplek, seperti: membuka pagar, menyapu halaman, dan yang mulai berangkat kerja.
Semenjak memulai rutin berjalan pagi saya mulai hafal siapa saja warga komplek yang rutin jalan pagi. Dan memang para lansialah yang paling banyak jalan pagi, ada sekelompok bapak yang berjumlah 4 orang berusia antara 55- 60 tahun. Mereka rutin berjalan pagi dan mereka menikmati jalan pagi sambil mengobrol.
Ada juga dua orang ibu yang berusia sekitar 60 tahun yang juga rutin jalan pagi dan mereka juga menikmati jalan pagi sambil mengobrol.
Sementara beberapa orang menikmati jalan pagi sendirian.
Sedangkan di hari-hari tertentu saya hanya melihat 2-3 orang anak-anak muda yang ber jalan pagi.
5. Merasakan nikmatnya aroma masakan dari setiap rumah
Pada saat jalan pagi saya mencium aroma sedap dari banyak rumah yang membuat sarapan pagi. Aroma masakan yang harum dan sedap tersebut sangat nikmat di indera penciuman saya mengiringi jalan pagi say.
Bahkan saya memiliki keasikan dengan menebak rumah tersebut sedang memasak sarapan apa, dan secara tidak langsung saya sedang mempertajam indera penciuman saya.