Sebelumnya saya tidak tahu siapa itu Satoh Takeru, dikarenakan saya belum pernah menonton dorama dan film yang dimainkannya.
Setelah saya menonton  dorama yang berjudul: "Koi wa Tsuzuku yo Dokomademo" yang judul Inggrisnya adalah "Love Last Forever" saya  mulai menjadi penggemar Satoh Takeru.
Saya pun mulai menonton dorama dan film yang dimainkan oleh Satoh Takeru, dan menurut saya Takeru itu mempunyai  101 wajah, karena Takeru  berhasil melebur menjadi satu dengan karakter yang diperankannya. Dan setiap peran itu hidup dan penuh dengan penjiwaan.
Salah satu film yang dimainkan Takeru yang berhasil menarik perhatian saya adalah: "The 8-Year Engagement."
Film ini based on true story dari buku autobiografi "8 Nen Goshi no Hanayome Kimi no Me ga Sametanara" oleh Hisashi Nishozawa dan Mai Nakahara.
Film ini dirilis 16 Desember 2017 dan disutradarai oleh Takahisa Zeze.
Peran Takeru di film ini sangat berbeda sekali dengan perannya di film Rurouni Kenshin yang merupakan  seorang mantan pembunuh legendaris Kenshin Himura, dan kini telah menjadi samurai pengembara.
Dan juga perannya sebagai Tendo Kairi, seorang  dokter cerdas, perfectsionis, dan awalnya sering berkata kasar kepada Nanase Sakura seorang perawat yang menjadi asistennya dibagian Kardiologi dalam drama "Love Last Forever".
Perannya sebagai dokter tersebut berhasil membuat banyak perempuan  klepek-klepek dikarenakan dibalik sikapnya yang serius  dokter Tendo Kairi merupakan dokter yang sangat perduli dengan pasiennya dan juga ketika dia mencintai seseorang dia begitu perhatian.
Peran Takeru sebagai Hisashi juga sangat keren dan pas sekali. Â Hisashi adalah seorang montir disebuah bengkel mobil, Â memiliki sifat pemalu dan cenderung agak kaku tapi baik hati.
Peran Takeru di film ini mampu menguras air mata penonton untuk ketulusan cinta dan pengorbanan yang dilakukannya untuk tunangannya yang sakit dan sempat mengalami koma yang cukup lama.
Film ini sendiri berkisah kehidupan cinta Hisashi dan Mai. Mereka bertemu pertama kalinya di sebuah restoran. Hisashi diajak oleh rekan kerjanya untuk minum bersama dengan beberapa kenalan lainnya di restoran tersebut.
Sikap Hisashi yang hanya diam saja dan tidak ikut, makan dan minum membuat Mai yang juga ikut di pertemuan tersebut merasa kesal, apalagi Hisashi menolak ajakan untuk karaoke bersama sebagai Ronde kedua.
Mai kemudian  menyusul Hisashi yang hendak pulang untuk mengungkapkan kekesalannya. Tapi ternyata  Mai salah paham, ternyata Hisashi tidak makan maupun minum, dan hanya diam saja karena Hisashi sedang sakit perut sepanjang hari. Maipun merasa  bersalah dan minta maaf kepada Hisashi kemudian memberikan obat untuk menghangatkan perut Hisashi.
Setelah peristiwa tersebut mereka menjadi dekat dan mulai  berkencan dan tak lama kemudian Hisashi melamar Mai.
Saat melihat sebuah gedung yang sedang ada acara resepsi pernikahan, Hisashi menemui petugas gedung dan melakukan reservasi untuk tanggal 17 Maret karena melihat Mai tertarik untuk mengadakan resepsi pernikahan di gedung tersebut.
Tapi apa yang direncanakan manusia itu berbeda sama sekali dikarenakan beberapa bulan sebelum pernikahan Mai jatuh sakit dan diagnosa anti-NMDA receptor encephalitis oleh dokter yang merawatnya.
Mai menderita koma, dan Hisashi tetap setia mengunjungi Mai setiap hari di rumah sakit.
Orang tua Mai yang  tidak tahu kapan Mai  bisa sadar kembali dari koma menyuruh Hisashi melupakan Mai dan memulai hidup baru karena masa depannya masih panjang.
Awalnya Hisashi menghormati permintaan orang tua Mai tapi akhirnya Hisashi sadar bahwa merawat Mai bukanlah suatu beban tapi  suatu penghiburan, dan Hisashi juga sudah berjanji untuk menikahi Mai.
Film ini tidak menjual mimpi karena diangkat berdasarkan kisah nyata, dan setiap adegannya tidak begitu banyak dialog dan terlihat natural, tapi dari sinematografinya yang menunjukkan kegiatan sehari-hari Hisashi Bekerja, ke rumah sakit, dapat tertangkap kegundahan, kesedihan, dan harapan besar Hisashi.
Film ini benar-benar mampu menguras air mata karena kesetiaan seorang pria yang merawat kekasihnya yang koma dengan cinta tulus dan percaya tunangannya akan sadar kembali, dan dia akan bisa menikah dengan tunangannya. Harapan Hisashi akhirnya terwujud, walaupun membutuhkan  waktu delapan tahun untuk melakukannya suatu proses yang tidak mudah untuk dijalani.
Waktu yang lama untuk menguji kesetiaan dan cinta seseorang dan inilah yang membuat saya sangat terharu menonton film ini.
Seorang pria yang tidak melepaskan seseorang yang dicintainya dengan mudah walaupun alasan untuk melepaskan sangat masuk akal seorang tunangan yang koma dan berpenyakit parah dan tidak ada harapan untuk bisa sadar kembali. Â
Orang tua tunangannya juga menyuruhnya melepaskan Mai, tapi karena rasa cinta, janji, serta rasa percaya bahwa tunangannya bisa sadar kembali membuat Hisashi bertahan untuk tetap setia.
Setelah sadar Mai seperti seorang bayi yang baru lahir tidak bisa berbicara ataupun menggerakkan motorik tubuhnya.
Bayangkan tidak mudah perjuangan Mai untuk sembuh dan di dalam setiap perawatan, Hisashi selalu hadir menemaninya di dalam perawatan dan pengobatan tersebut.
Setiap hari melakukan terapi dengan psikoterapi serta melakukan perawatan, akhirnya membawa kemajuan sangat pesat untuk kesehatan Mai, Mai sudah dapat menggerakkan anggota tubuhnya kecuali kakinya yang masih belum bisa digerakkan maka Mai masih duduk di kursi roda.
Setelah sadar dari koma, Mai kehilangan ingatannya sama sekali dan ia tidak ingat sedikitpun tentang Hisashi dan kenangan bersama Hisashi.
Awalnya Mai berusaha untuk mengingatnya dan Hisashi membantu Mai untuk mengingat dengan mencatat tempat-tempat yang mereka datangi dan apa saja yang mereka lakukan. Mai dan Hisashi pun datang ke tempat-tempat yang pernah mereka datangi sebelumnya, tapi Mai belum berhasil mengingat apapun.
Mai kembali mendatangi tempat-tempat tersebut dengan ibunya, bahkan Mai pun nekat pergi sendiri ke apartemen Hisashi tanpa ditemani siapapun dan tentu saja ini sangat berbahaya buat Mai yang masih menggunakan kursi roda untuk pergi sendirian, untung Hisashi dapat menyusulnya dan menemukan Mai yang tergeletak jatuh dan sedang menangis putus asa karena tidak dapat bangkit dan kembali menaikkin kursi rodanya.
Sejak peristiwa tersebut Mai semakin berputus asa karena belum berhasil mengingat sedikit pun tentang Hisashi dan dia mengatakan hal tersebut kepada Hisashi.
Bisa dibayangkan perasaan Hisashi pasti sangat sedih sekali. Â Bertahun-tahun Hisashi setia menemani dan merawat tunangannya yang sakit. Waktu Hisashi hanya dipakai untuk bekerja dan merawat kekasihnya tersebut tetapi tunangan yang dicintainya ternyata tidak mengingatnya dan menganggapnya orang asing dan merasa terbeban harus mengingat Hisashi.
Reaksi Hisashi yang membuat haru adalah dia memilih untuk melepaskan Mai.
Waktu mendengar tersebut hati penonton pun seperti ikut terasa sakit, dan banjir air mata.
Bisa saja Hisashi egois dan marah kepada Mai dengan mengatakan: "Bertahun-tahun, aku sudah berkorban banyak untukmu, waktu, tenaga, juga materi, dan aku selalu setia menemanimu dan merawatmu, hanya karena kau tidak ingat bukan berarti kau harus melepaskanku."
Tapi Hisashi benar-benar melepaskan Mai bukan karena dia tidak cinta lagi terhadap Mai tapi karena dia sangat mencintai Mai maka dia memilih melepaskan Mai.
Dia tidak mau memaksa Mai menjadi tertekan, frustasi dan tersiksa karena tidak mampu mengingat dirinya.
Hisashi melihat Mai berhasil sadar dari koma sudah merupakan suatu keajaiban dan kebahagiaan buatnya.
Akhirnya Hisashi memilih pindah ke pulau Shodo dan tidak menemui Mai lagi. Hisashi memilih bekerja terus walaupun ingatannya masih dipenuhi tentang Mai.
Melihat Mai yang bergembira berbelanja dengan ibunya ke mall seperti tidak ada rasa bersalah sedikitpun terhadap Hisashi membuat saya sedikit dongkol, walaupun tidak ingat terhadap Hisashi seharusnya dia menahan Hisashi untuk tetap disisinya.
Mai bertemu dengan petugas gedung pernikahan yang dulu di pesan untuk resepsi pernikahan mereka. Petugas tersebut mengatakan bagaimana Hisashi memohon padanya untuk memperpanjang masa reservasi gedung tersebut karena percaya bahwa tunangannya akan sadar dari koma, tetapi petugas gedung tersebut mengatakan dia tidak bisa melakukannya tapi akhirnya petugas tersebut menyusul Hisashi yang akan pulang dengan mengatakan dia akan mengosongkan gedung tersebut setiap tanggal 17 Maret untuk mereka berdua.
Mendengar hal tersebut membuat Mai terharu dan mencoba membuka ponselnya kembali dengan tanggal tersebut dan ponselnya berhasil terbuka. Â Selama ini Mai tidak berhasil membuka ponselnya karena lupa kata sandinya. Â Setelah ponselnya terbuka, ponselnya penuh dengan pesan video dari Hisashi, jadi selama Mai koma setiap hari selalu mengirim pesan video.
Saya pun ikutan banjir air mata ketika melihat pesan-pesan video Hisashi, ternyata ada juga pria baik hati seperti ini di dunia nyata.
Hal tersebut membuat Mai terharu dan mendatangi Hisashi ke pulau Shodo. Dia mengatakan walaupun dia tidak ingat kepada Hisashi tapi dia mau menikah dengan Hisashi karena dia mencintai lagi Hisashi.
Mai kembali mencintai Hisashi dengan cinta yang baru karena kesetiaan, ketulusan dan kebaikan hati Hisashi. Benih kesetiaan dan ketulusan, dan pengorbanan yang ditaburkan Hisashi tidaklah sia-sia karena telah bertumbuh menjadi tunas cinta baru di hati Mai, yang akhirnya membawanya untuk datang kembali ke Hisashi.
Melepaskan itu juga cinta itu yang dilakukan Hisashi.
Hisashi tidak asal melepaskan, dia tahu kapan harus bertahan dan menunggu dengan setia dan kapan harus melepaskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H