Film ini benar-benar mampu menguras air mata karena kesetiaan seorang pria yang merawat kekasihnya yang koma dengan cinta tulus dan percaya tunangannya akan sadar kembali, dan dia akan bisa menikah dengan tunangannya. Harapan Hisashi akhirnya terwujud, walaupun membutuhkan  waktu delapan tahun untuk melakukannya suatu proses yang tidak mudah untuk dijalani.
Waktu yang lama untuk menguji kesetiaan dan cinta seseorang dan inilah yang membuat saya sangat terharu menonton film ini.
Seorang pria yang tidak melepaskan seseorang yang dicintainya dengan mudah walaupun alasan untuk melepaskan sangat masuk akal seorang tunangan yang koma dan berpenyakit parah dan tidak ada harapan untuk bisa sadar kembali. Â
Orang tua tunangannya juga menyuruhnya melepaskan Mai, tapi karena rasa cinta, janji, serta rasa percaya bahwa tunangannya bisa sadar kembali membuat Hisashi bertahan untuk tetap setia.
Setelah sadar Mai seperti seorang bayi yang baru lahir tidak bisa berbicara ataupun menggerakkan motorik tubuhnya.
Bayangkan tidak mudah perjuangan Mai untuk sembuh dan di dalam setiap perawatan, Hisashi selalu hadir menemaninya di dalam perawatan dan pengobatan tersebut.
Setiap hari melakukan terapi dengan psikoterapi serta melakukan perawatan, akhirnya membawa kemajuan sangat pesat untuk kesehatan Mai, Mai sudah dapat menggerakkan anggota tubuhnya kecuali kakinya yang masih belum bisa digerakkan maka Mai masih duduk di kursi roda.
Setelah sadar dari koma, Mai kehilangan ingatannya sama sekali dan ia tidak ingat sedikitpun tentang Hisashi dan kenangan bersama Hisashi.
Awalnya Mai berusaha untuk mengingatnya dan Hisashi membantu Mai untuk mengingat dengan mencatat tempat-tempat yang mereka datangi dan apa saja yang mereka lakukan. Mai dan Hisashi pun datang ke tempat-tempat yang pernah mereka datangi sebelumnya, tapi Mai belum berhasil mengingat apapun.
Mai kembali mendatangi tempat-tempat tersebut dengan ibunya, bahkan Mai pun nekat pergi sendiri ke apartemen Hisashi tanpa ditemani siapapun dan tentu saja ini sangat berbahaya buat Mai yang masih menggunakan kursi roda untuk pergi sendirian, untung Hisashi dapat menyusulnya dan menemukan Mai yang tergeletak jatuh dan sedang menangis putus asa karena tidak dapat bangkit dan kembali menaikkin kursi rodanya.
Sejak peristiwa tersebut Mai semakin berputus asa karena belum berhasil mengingat sedikit pun tentang Hisashi dan dia mengatakan hal tersebut kepada Hisashi.