(wanita single dianggap pemilih) "Banyak-banyak berdoa" (jadi seolah wanita single itu kurang berdoa), "Wanita itu harus ramah dan supel," (wanita single dianggap kuper tidak bisa menggaet pria), dan masih banyak toxic positivity lainnya yang diberikan kepada wanita atau pria single yang membuat mereka capek atau kesal karena merasa terhakimi atau tersudutkan.
Saya juga pernah mengeluh masalah pekerjaan dengan teman, tapi saya paling tidak suka respon orang yang berkata: "Begitulah dunia kerja jangan mengeluh, hadapi dengan sabar", tidak ada tempat kerja yang sempurna, dsb. Respon tersebut justru membuat saya kesal bukannya saya tidak mengerti tentang hal tersebut.
 Saya sudah bekerja belasan tahun dan pernah bertahan di perusahaan sekian tahun lamanya, dan mengalami bekerja di beberapa perusahaan bukannya saya tidak mengerti hal itu.
Sebagai manusia terkadang saya juga perlu mengeluarkan keluh kesah baik itu tentang pekerjaan, atau hal lainnya karena saat itu memang hal itu yang sedang menganggu pikiran saya.
Menceritakan keluh kesah hanya sekedar melegakan pikiran kemudian dapat berpikir jernih lagi.
Memang zaman sekarang dengan mudahnya orang mengucapkan kata-kata positif dengan bermaksud menguatkan tetapi malah terkesan kurang empati.
Tidak ada yang salah dengan kata-kata positif jika diucapkan pada waktu, dan tempat yang tepat dan terlebih lagi jika kata-kata positif tersebut diucapkan oleh orang yang juga pernah mengalami hal yang sama dan mau berbagi bagaimana cara dia melewati kesulitan tersebut.
Tetapi orang-orang yang pernah mengalami kesulitan yang sama seperti yang dihadapi temannya pastilah lebih bijaksana dalam mengeluarkan kata-kata dan bisa lebih berempati karena dapat memahami perasaan temannya.
Kata-kata positif jika diikuti tindakan nyata yang tulus, tidak akan menjadi toxic. Misalkan dia mempunyai seorang teman yang belum menikah, daripada cuma bilang sabar, dan semua indah pada waktunya lebih baik berperan menjadi Mak comblang yang bertanggung jawab untuk temannya.
Jika tidak punya kemampuan menjadi mak comblang setidaknya doakan temannya setiap hari dan bersedia menjadi pendengar yang baik ketika temannya bersedih dan putus asa karena belum menikah.
Kalau memang tidak punya kemampuan apa-apa untuk menolong atau menghibur orang yang sedang bersedih, atau sedang susah, setidaknya jadilah pendengar yang baik kepada teman yang datang atau menelpon untuk mengeluarkan keluh kesahnya dan biarkan bahu kita menjadi sandarannya untuk menangis.