Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Merasa Ilfeel pada Kencan Pertama, Jangan Langsung Memutuskan Hubungan

19 April 2021   01:59 Diperbarui: 19 April 2021   04:18 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang merasa gugup pada saat kencan pertama, kecuali kalau memang orang tersebut sudah sering melakukan kencan pertama mungkin tidak akan merasa gugup lagi.

Dan biasanya orang-orang yang akan kencan pertama akan mempersiapkan diri mulai dari penampilan, cara bersikap dan sebagainya, karena sikap dan penampilan menentukan apakah hubungan tersebut akan berlanjut atau tidak.

Saya juga ingat pengalaman kencan pertama saya ketika saya masih muda dulu, bagaimana saya menunggu dengan gugup kehadiran pria ini menjemput saya. Secara penampilan saya tidak ada persiapan khusus bahkan saya tampil apa adanya karena saya bukan tipe orang senang dandan.

Kalau masih muda terkadang penampilan fisik jadi tolak ukur penilaian terhadap seseorang termasuk juga saya. Alasan pertama saya merasa ilfeel di kencan pertama adalah karena penampilan fisik.

Kesan pertama pria yang menjadi teman kencan saya (sebut saja pria ini A) ketika melihat saya responnya baik kerena kelihatan dari sinar mata dan raut wajahnya mengatakan dia suka dengan penampilan fisik saya, tapi tidak dengan saya.

A mempunyai fostur tubuh kecil, kurus dan berkulit hitam legam, dengan gaya baju seperti bapak-bapak, celana dasar dan kemeja. Penampilannya itu ternyata membuat saya jadi ilfeel. 

Sebenarnya sikap saya ini tidak baik karena merasa ilfeel hanya gara-gara penampilan fisik. Tapi pada saya masih muda dan masih mementingkan penampilan fisik dan yang menjadi kriteria pria idaman saya adalah postur tubuhnya harus tinggi, soal warna kulit tidak masalah buat saya, hitam tidak apa-apa asalkan jangan hitam sekali, dan tidak apa-apa kurus asalkan jangan kurus sekali, dan berpakaian harus bergaya muda sesuai umur. 

Alasan yang kedua saya merasa ilfeel karena si A memberikan pandangannya tentang pekerjaan saya di kantor tersebut tidak akan mempunyai masa depan karena tidak ada jenjang karir dan saya disarankan untuk cepat-cepat cari kerja yang baru. 

Saya baru bekerja di perusahaan tersebut dan tidak terima, namun dia sudah membicarakan masa depan pekerjaan saya.

Pada saat kencan pertama, walaupun alasannya benar karena saya tahu perusahaan tempat saya bekerja memang tidak ada jenjang karir.

Alasan ketiga adalah karena saat A mengajak saya makan, dia menyerahkan pilihan tempat pada saya, sementara karena saya sudah keburu merasa ilfeel saya malas diajak berpikir untuk mencari tempat makan yang bagus dan enak di mana. Dan karena si A masih menyerahkan keputusan tersebut kepada saya, jadi saya memilih tempat makan yang muncul di otak saya.

Dan ketika kami sampai di tempat makan tersebut, bahkan untuk memilih menu diserahkan kepada saya. Akhirnya lengkap sudah rasa ilfeel saya dan saya merasa tersiksa selama pertemuan tersebut, apalagi A lebih pendiam dibandingkan di SMS atau ditelpon. Sepertinya saya bertemu dengan A hanya dua atau tiga kali setelahnya saya mengganti nomor HP agar putus kontak dengan si A. 

Jika saya renungkan kembali sikap saya, itu tidak baik karena cepat sekali merasa ilfeel dan langsung memutuskan kontak tanpa memberikan kesempatan diri saya mengenal A dengan baik. 

Sebenarnya A adalah pria yang cukup baik dan gentleman, tapi karena saya sudah merasa ilfeel jadi semua yang dilakukan A semua membuat ilfeel di mata saya.

A adalah pria yang tidak sempurna dan mungkin pada saat dia memberikan saran atau pendapat tentang pekerjaan saya mungkin dia bermaksud baik, tapi dia tidak mengerti bahwa membicarakan masalah pekerjaan tidak baik dilakukan pada kencan pertama apalagi tips-tips kencan pertama belum banyak beredar di internet dan kalaupun ada, saya tidak yakin dia akan mencari informasi di internet.

Soal memilih tempat makan juga mungkin karena dia kuliah dan bekerja di luar kota, mungkin dia kurang tahu tempat makan yang enak di mana dan mungkin juga karena dia ingin itu sesuai selera saya, dan mungkin juga karena kencan pertama A juga merasa canggung.

Banyak juga merasa ilfeel pada kencan pertama dan tidak mau lagi melanjutkan hubungan ternyata orang yang membuat ilfeel tersebut ternyata adalah orang yang baik.

Saya mempunyai seorang teman seorang pria dan bekerja sebagai ASN, dia bercerita bahwa dia menyukai seorang wanita dan setelah beberapa waktu berkomunikasi lewat HP, teman saya ini mengajak wanita ini berkencan. Tapi hubungan tersebut tidak berlanjut karena wanita ini tidak suka dengan teman saya ini karena orangnya kaku dan serius.

Padahal teman saya ini, orangnya fleksibel bisa sangat humoris, sangat baik dan bertanggung jawab. Dan yang menjadi isterinya sekarang juga pernah mengatakan kepada saya betapa beruntungnya dia punya suami seperti teman saya ini.

Jadi wanita yang pernah kencan pertama dengan teman saya ini memilih tidak melanjutkan hubungan ini kurang bijaksana karena tidak memberikan kesempatan dirinya mengenal lebih dalam siapa teman saya, dan pasangan yang dia dapatkan belum tentu sebaik teman saya.

Ada juga pria yang ilfeel pada seorang wanita karena diangganya sombong, padahal sebenarnya dia yang memiliki rasa inferioritas, atau dia merasa ilfeel kepada wanita gara-gara wanita ini suka berdandan jadi dianggap genit, atau sebaliknya karena tidak suka berdandan dikira "kampungan".

Dan juga banyak wanita yang ilfeel hanya karena masalah sepele karena penampilan fisik, cowoknya membosankan, dsb.

Padahal orang-orang yang terlihat begitu menyenangkan dan punya pesona perlu diwaspadai, bisa jadi dia seorang yang ahli menundukkan hati lawan jenis tetapi tujuannya hanya untuk bersenang-senang. Bahkan saya sering mendengar cerita tentang banyak pria yang berhasil membuat wanita terpesona dan berhasil mengajaknya tidur dengan janji untuk dinikahi, tapi nyatanya malah lari dan tak bertanggung jawab.

Kencan pertama adalah proses untuk saling mengenal, tapi jika justru cepat merasa ilfeel maka penilaian menjadi tidak objektif, padahal rasa ilfeel tersebut tidak selalu yang bermasalah adalah teman kencan, tapi mungkin saja masalah itu ada pada diri kita yang mudah merasa ilfeel. 

Maka jika ilfeel pada saat kencan pertama jangan langsung putus kontak, karena bisa jadi orang tersebut ternyata orang yang terbaik untuk kita.

Saya pernah mendengar banyak kisah orang yang sukses juga menerima penolakan, contohnya Andi Lau. Sebelum sukses, Andi Lau kalau tidak salah berkencan dengan seorang wanita, tetapi wanita tersebut memutusukan tidak melanjutkan hubungan tersebut. Mungkin saja wanita tersebut menyesal telak menolak Andi Lau karena selain sukses Andy Lau juga orang baik.


Jadi walaupun ilfeel pada kencan pertama, tetap berikan kesempatan beberapa waktu untuk saling mengenal dan jika memang ternyata selama beberapa waktu tersebut kita masih ilfeel ya boleh saja putus.

Tapi jika yang membuat kita ilfeel pada kencan pertama tersebut adalah masalah serius seperti direndahkan atau dilecehkan, diperlakukan kasar dan tidak dihargai, ya itu memang hubungan yang hanya cukup sampai di situ dan tidak boleh dilanjutkan walaupun ternyata pria itu ganteng dan kaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun