Banyak orang yang merasa gugup pada saat kencan pertama, kecuali kalau memang orang tersebut sudah sering melakukan kencan pertama mungkin tidak akan merasa gugup lagi.
Dan biasanya orang-orang yang akan kencan pertama akan mempersiapkan diri mulai dari penampilan, cara bersikap dan sebagainya, karena sikap dan penampilan menentukan apakah hubungan tersebut akan berlanjut atau tidak.
Saya juga ingat pengalaman kencan pertama saya ketika saya masih muda dulu, bagaimana saya menunggu dengan gugup kehadiran pria ini menjemput saya. Secara penampilan saya tidak ada persiapan khusus bahkan saya tampil apa adanya karena saya bukan tipe orang senang dandan.
Kalau masih muda terkadang penampilan fisik jadi tolak ukur penilaian terhadap seseorang termasuk juga saya. Alasan pertama saya merasa ilfeel di kencan pertama adalah karena penampilan fisik.
Kesan pertama pria yang menjadi teman kencan saya (sebut saja pria ini A) ketika melihat saya responnya baik kerena kelihatan dari sinar mata dan raut wajahnya mengatakan dia suka dengan penampilan fisik saya, tapi tidak dengan saya.
A mempunyai fostur tubuh kecil, kurus dan berkulit hitam legam, dengan gaya baju seperti bapak-bapak, celana dasar dan kemeja. Penampilannya itu ternyata membuat saya jadi ilfeel.Â
Sebenarnya sikap saya ini tidak baik karena merasa ilfeel hanya gara-gara penampilan fisik. Tapi pada saya masih muda dan masih mementingkan penampilan fisik dan yang menjadi kriteria pria idaman saya adalah postur tubuhnya harus tinggi, soal warna kulit tidak masalah buat saya, hitam tidak apa-apa asalkan jangan hitam sekali, dan tidak apa-apa kurus asalkan jangan kurus sekali, dan berpakaian harus bergaya muda sesuai umur.Â
Alasan yang kedua saya merasa ilfeel karena si A memberikan pandangannya tentang pekerjaan saya di kantor tersebut tidak akan mempunyai masa depan karena tidak ada jenjang karir dan saya disarankan untuk cepat-cepat cari kerja yang baru.Â
Saya baru bekerja di perusahaan tersebut dan tidak terima, namun dia sudah membicarakan masa depan pekerjaan saya.
Pada saat kencan pertama, walaupun alasannya benar karena saya tahu perusahaan tempat saya bekerja memang tidak ada jenjang karir.
Alasan ketiga adalah karena saat A mengajak saya makan, dia menyerahkan pilihan tempat pada saya, sementara karena saya sudah keburu merasa ilfeel saya malas diajak berpikir untuk mencari tempat makan yang bagus dan enak di mana. Dan karena si A masih menyerahkan keputusan tersebut kepada saya, jadi saya memilih tempat makan yang muncul di otak saya.