Menurut opini saya beberapa hal ini penyebabnya:
- Konsumen atau pembeli memberikan rating tidak objektif atau tidak jujur atau berdasarkan kondisi yang sebenarnya.
Rating atau ulasan tersebut bisa tinggi dan sangat baik dikarenakan mungkin pembeli tersebut kenal dengan pemilik tempat makan tersebut
 Pembeli takut jika memberi ulasan sebenarnya yang kebetulan rasa makanan tersebut tidak enak atau mengecewakan akan berbuntut pencemaran nama baik, karena kebetulan restoran atau tempat makan tersebut terkenal atau populer.Â
Ada juga pembeli memberi rating tinggi karena rasa kasihan.
Atau pembeli memberi rating rendah karena sentimen pribadi terhadap penjual, atau sengaja mencari sensasi dan perhatian dengan menjelek-jelekkan makanan tersebut karena ternyata pembeli ini merupakan food blogger yang sedang merintis menjadi food blogger karena ada beberapa food blogger yang nakal seperti ini.
- Selera konsumen atau pembeli berbeda.
Ini saya pernah alami, saya pernah membeli pempek online disebuah toko pempek. Saya belum pernah membeli pempek di toko tersebut, tetapi saya lihat ratingnya tinggi, dan saya ingat jteman saya pernah mengatakan bahwa pempek di toko tersebut cukup enak.Â
Jadi berdasarkan rating dan review dari teman saya, akhirnya saya memutusakan membeli pempek dari toko tersebut, ternyata menurut lidah saya pempek tersebut rasanya mengecewakan.
Hal seperti ini cukup sering saya alami membeli makanan berdasarkan rating tinggi dan review dari teman saya yang bagus, tapi kenyataannya hasilnya mengecewakan.
Ini saya simpulkan karena selera seseorang dengan yang lainnya terhadap makanan berbeda, yang menurut orang lain enak, belum tentu enak menurut saya atau sebaliknya.
Bisa jadi yang menyukai makanan tersebut jauh lebih banyak dari yang tidak suka makanya ratingnya tinggi.
Akhirnya kalau saya membeli makanan secara online saya membeli makanan di restoran atau tempat makan yang saya kenal.