"Ia, nenek sebentar lagi sampai  ke rumah." Kamu rindu dengan nenek ya?"  Kakek Robet tersenyum, sambil membelai kepala Tiana dengan perasaan sayang
 "Ia Kek, Tiana kangen sekali dengan Nenek."  Kata Tiana manja.
"Kalau nenek sudah pulang , kita berfoto ya Kek di depan pohon Natal baru kita untuk kenang-kenangan." Lanjut Tiana.
"Kenang-kenangan, maksudnya?" Dengan ekspresi kaget dan cemas ditatapnya Tiana
Tiana masih berumur 4 tahun ketika  anak dan mantunya yang merupakan orang tua Tiana meninggal dalam kecelakaan. Sejak itu Tiana tinggal bersama Kakek dan nenek Robert dan mereka sayang sekali pada Tiana.  Peristiwa kecelakaan orang tua Tiana membuat keluarga ini berduka dan menjadi sangat protektif terhadap Tiana mereka takut kehilangan Tiana. Jadi mendengar Tiana menyebut kata kenang-kenangan membuat kakek Robert berpikir yang tidak-tidak.
Dari mulut Tiana yang kecil mengalirlah cerita yang dia dengar dari gurunya tadi di sekolah tentang sebuah gereja kecil di Desa Melati, yang tidak punya pohon natal karena jemaat tersebut merupakan keluarga sederhana bahkan beberapa keluarga miskin. Tiana menceritakan keinginannya untu menyumbang pohon Natal yang baru mereka beli untuk gereja tersebut. Kakek Robert sangat bangga dengan cucunya karena memiliki hati yang empati, bukan hanya pohon Natal, cucunya bahkan menyumbangkan baju-baju, mainan bahkan uang yang dicelengnya selama setahun.
Joyful sangat tersentuh dengan Tiana bahkan  rasanya dia ingin menangis, tapi sayang dia tidak punya mata seperti manusia. Tapi seketika Joyful tersadar, ternyata dia tidak akan menjadi pohon Natal di rumah besar ini dan seluruh khayalannya kandas, Joyful merasa kecewa,
Kenangan Joyful di rumah besar ini terukir melalui banyak foto bersama kakek dan nenek Robert, dan juga Tiana. Walaupun cuma sehari berada di rumah keluarga ini, Joyful sangat senang bahkan sulit sekali bagi Joyful untuk berpindah tempat.
***************
Joyful sudah dipajang di Gereja, dan Joyful tampak tidak semangat karena dirinya yang indah serta megah tidak cocok berada di gereja kecil ini yang bangunannya terbuat dari papan. Ada seorang anak kecil yang berlari mendekati dirinya dan anak kecil itu berusaha menarik ornamen Natal yang tergantung di pohonnya, Joyful merasa kesakitan seketika Joyful tersadar dari lamunannya dan mulai memperhatikan sekelilingnya.Â
Tangan si anak langsung di pegang ibunya tapi karena anak tu menolak si ibupun langsung menggendong anaknya. Sementara seorang bapak pengurus gereja langsung mengambil kembali ornamen yang jatuh karena ditarik anak tadi, dengan mata cemas diperiksanya pohon dan ornamen itu, setelah dilihatnya tidak rusak, dia merasa lega, beberapa keluarga yang hadir untuk mendekorasi gereja juga menjadi lega. Bapak itupun melekatkan kembali ornamen tersebut ke pohon Natal dengan hati-hati.